Bisnis.com, JAKARTA – Likuiditas yang melimpah dan perilaku investor yang menghindari risiko menjadi sentimen utama dibalik larisnya penjualan Obligasi Ritel (ORI) seri ORI020.
Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C Permana, mengatakan minat investor terhadap ORI020 tetap tinggi meski kupon yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari angka penjualan yang mencapai target sebesar Rp15 triliun.
Fikri memaparkan, salah satu sentimen pendukung minat investor ritel terhadap ORI020 adalah melimpahnya likuiditas investor ritel. Menurutnya, investor ritel masih terus mencari instrumen dengan return yang optimal dan aman.
“Masyarakat saat ini juga cenderung risk averse, sehingga akan membagi dananya pada aset tidak berisiko dan aset berisiko,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (20/10/2021).
Selain itu, keuntungan yang didapatkan investor dari ORI020 akan lebih menarik dibandingkan dengan instrumen sejenis seperti deposito. Hal ini ditopang oleh penurunan pajak penghasilan (PPh) untuk bunga obligasi bagi investor dalam negeri yang baru diberlakukan.
Ia menjelaskan, investasi pada deposito memiliki imbal hasil sekitar 3,5 persen dan pajak yang sebesar 25 persen. Sementara itu, keuntungan investasi pada ORI020 hanya akan dipotong pajak sebesar 10 persen.
Catatan penjualan ORI020 yang positif juga didukung oleh tren kenaikan harga komoditas dunia. Menurut Fikri, hal ini berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat sehingga turut mengubah perilaku investasi.
Fikri melanjutkan, penawaran obligasi ritel di sisa tahun ini diyakini masih akan menarik minat banyak masyarakat. Ia menjelaskan, investor ritel saat ini masih memiliki likuiditas yang cukup melimpah.
Di sisi lain, pemerintah juga kemungkinan akan membatasi jumlah penjualan obligasi ritel yang tersisa pada tahun ini. Hal ini seiring dengan efisiensi anggaran di sisa tahun 2021 dan target pembiayaan utang yang sudah mendekati target.
“Dengan pembatasan dari pemerintah dan animo masyarakat yang masih tinggi, saya kira nilai penjualan obligasi ritel yang tersisa di 2021 masih dapat mencapai angka yang sama seperti ORI020,” pungkasnya.
Adapun, setelah ORI020, pemerintah akan menawarkan sukuk tabungan seri ST008 yang dijadwalkan pada 1 November hingga 18 November mendatang.
Sebagai informasi, obligasi ritel berjenis SBR dan ST tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradeable). Sementara itu, seri SR dan ORI dapat diperdagangkan (tradeable).
Adapun hingga Oktober 2021 , pemerintah telah menerbitkan 5 SBN ritel terdiri atas 1 savings bonds ritel (seri SBR009), 2 sukuk ritel (seri ST014 dan ST015), dan 2 obligasi negara ritel (seri ORI019 dan ORI020).