Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terapresiasi, Kurs Jisdor Ditutup Menguat ke Rp14.080

Kurs Jisdor naik 16 poin atau 0,11 persen dari posisi Selasa (19/10/2021) Rp14.096 per dolar AS.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau menguat berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Selasa (19/10/2021). 

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.080 per dolar AS, naik 16 poin atau 0,11 persen dari posisi Selasa (19/10/2021) Rp14.096 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,24 persen atau 34  poin ke posisi Rp14.076 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau melemah 0,38 persen ke level 93,59 pada pukul 15.10 WIB. 

Sebelumnya, Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan pada Selasa (19/10/2021), pergerakan nilai tukar rupiah akan dipengaruhi hasil rapat dari Dewan Gubernur BI untuk penentuan suku bunga acuan BI. 

Meskipun, sebenarnya hasil dari rapat Dewan Gubernur BI ini ada peluang sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh pasar. 

Mengutip Antara, dolar AS sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat, setelah data menunjukkan produksi di pabrik-pabrik AS mencatat penurunan terbesar dalam tujuh bulan pada September. 

Penurunan tersebut menghapus kenaikan sebelumnya di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin lebih dekat untuk menaikkan suku bunga daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

Produksi manufaktur AS terpukul karena kekurangan semikonduktor global yang berkelanjutan menekan produksi kendaraan bermotor, memberikan bukti lebih lanjut bahwa kendala pasokan menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Gangguan pasokan menambah kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi dan menambah ekspektasi bahwa bank sentral AS perlu bertindak untuk mengatasi kenaikan harga. 

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menyusut 0,02 persen menjadi 93,95 pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Indeks sebelumnya mencapai 94,17 karena imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper