Bisnis, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan, Jumat (15/10/2021) menghijau seiring dengan kondisi surplus neraca perdagangan September 2021.
IHSG mengalami kenaikan 0,11% atau 7,22 poin ke level 6.633,34. Sebanyak 244 saham hijau, 258 saham merah, dan 163 saham stagnan. Kapitalisasi pasar bursa parkir di level Rp8.164,25 triliun. Investor asing mencatatkan beli bersih di seluruh pasar senilai Rp1,50 triliun.
Penguatan indeks komposit ditopang oleh empat indeks sektoral yang menghijau yakni sektor properti naik 0,86%, sektor barang baku menguat 0,66%, sektor infrastruktur 0,6% dan sektor keuangan terdongkrak 0,53%.
Laju IHSG yang terdorong oleh surplus neraca perdagangan Indonesia September 2021 yang tercatat mengalami surplus US$4,37 miliar menjadi salah satu berita pilihan Bisnisindonesia.id.
Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Sabtu (16/10/2021):
Rasio Harga Rumah Lebih Mahal dari New York, MBR Terpinggirkan
Rasio harga rumah terhadap pendapatan di kota-kota besar di Indonesia melebihi New York, Tokyo, dan Singapura. Kota-kota dimaksud adalah Bandung dengan rasio 12,1, Denpasar 11,9, dan Jakarta 10,3, sedangkan New York 5,7, Singapura 4,8, dan Tokyo-Yokohama 4,8.
Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti mengemukakan bahwa tingginya harga rumah menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak bisa mengaksesnya sehingga muncul permukiman kumuh.
Mereka cenderung memilih dan tinggal di rumah yang murah, sangat padat, atau perumahan yang mungkin kualitasnya tidak baik. Untuk kondisi perumahan di perkotaan, rumah tangga yang tinggal di rumah tidak layak huni mencapai 36,76%.
Lalu rumah tangga perkotaan yang tinggal di wilayah sangat padat 9,24%. Rumah tangga perkotaan yang sama sekali tidak memiliki rumah 24,52%, dan rumah tangga yang memiliki sanitasi tak layak 16,34%.
Seberapa Kokoh Benteng Surplus Neraca Dagang Hingga Akhir 2021?
Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan mampu mempertahankan surplus lebih tinggi dari 2020 hingga akhir tahun ini, didorong oleh oleh dampak dari fenomena krisis energi di sejumlah mitra dagang utama.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan komoditas ekspor Indonesia yang bisa memanfaatkan peluang selama krisis energi adalah batu bara. Komoditas ini menjadi jawaban atas permasalahan kenaikan biaya listrik di negara atau kawasan seperti China, India, dan Eropa.
Indonesia merupakan negara pemasok batu bara terbesar ke China dengan nilai mencapai US$9,86 miliar dan volume 133,18 juta ton sampai dengan Agustus 2021.
Nilai ekspor batu bara ke China memiliki pangsa 37,44% dari total ekspor produk mineral dalam kode HS 27 yang mencapai US$26,33 miliar.
Meski krisis energi bisa berdampak ke kinerja ekspor komoditas nonenergi, Josua meyakini neraca perdagangan Indonesia tetap bisa surplus sampai akhir tahun.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan surplus neraca perdagangan kumulatif sepanjang kuartal I—III/2021 mencapai US$25,07 miliar atau jauh di atas capaian rentang yang sama 2020 senilai US$13,35 miliar.
Didominasi Tenor Jangka Panjang, Utang Luar Negeri Diklaim Aman
Kendati terus meningkat, posisi utang luar negeri dinilai masih aman karena masa jatuh tempo sebagian besar utang yang masih panjang.
Bank Indonesia, Jumat (15/10/2021), menyebutkan posisi utang luar negeri per Agustus US$423,5 miliar, tumbuh 2,7% secara tahunan. Menurut bank sentral, 88,5% total ULN memiliki tenor jangka panjang atau lebih dari satu tahun.
Dari sisi indikator, total ULN per Agustus 37,2% terhadap produk domestik bruto. UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan batas aman rasio utang 60% terhadap PDB.
Secara terperinci, utang pemerintah tercatat US$207,5 miliar atau naik 3,7% yoy, bank sentral US$9,2 miliar (melesat 228,6%), dan swasta US$206,8 miliar (turun 1,2% yoy).
Perkembangan utang pemerintah disebabkan oleh arus modal investor asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) seiring dengan perkembangan sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik. BI menyebut ULN pemerintah aman karena 99,9% bertenor jangka panjang.
Surplus Dagang Dorong Laju IHSG
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia September 2021 tercatat mengalami surplus US$4,37 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,30 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit US$0,93 miliar.
Nilai ekspor Indonesia September 2021 mencapai US$20,60 miliar atau turun 3,84% dibandingkan dengan ekspor Agustus 2021. Dibandingkan dengan September 2020 nilai ekspor naik sebesar 47,64%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2021 mencapai US$164,29 miliar atau naik 40,38% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$155,46 miliar atau naik 39,84%.
Sementara itu, nilai impor Indonesia September 2021 mencapai US$16,23 miliar, turun 2,67% dibandingkan dengan Agustus 2021 atau naik 40,31% dibandingkan September 2020.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ditutup menghijau pada akhir pekan, Jumat (15/10/2021), mengalami kenaikan 0,11% atau 7,22 poin ke level 6.633,34.
Saat Pinjol Ilegal Usik Istana, Begini Perintah Presiden Jokowi
Maraknya praktik pinjol ilegal ditengarai juga melibatkan pinjol legal. Itu sebabnya Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo didesak untuk menindak seluruh penyelenggara pinjol legal yang menjalankan pinjol ilegal.
Kasus teror penagih utang selain membuat geram masyarakat, juga mengusik istana. Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun sampai menggelar rapat membahas hal ini.
Dalam rapat, Presiden Jokowi meminta jajarannya segera bertindak. Mereka diminta Presiden untuk mengatasi persoalan pinjaman online (pinjol) ilegal yang semakin meresahkan dan banyak merugikan masyarakat.
Rapat atau pertemuan itu berlangsung antara Presiden Jokowi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto serta Menkominfo Johnny G. Plate, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, juga Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Wibowo.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan pertemuan itu dilakukan untuk membahas soal pinjol di Indonesia. Dia menyampaikan bahwa penyelenggara pinjol di Indonesia terus berkembang dan hingga saat ini OJK mencatat ada 107 lembaga resmi penyedia jasa pinjol.
Dalam asosiasi tersebut, kata Wimboh, para penyedia jasa pinjol diberi arahan dan pembinaan sehingga bisa lebih efektif memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni pinjaman murah, cepat, dan tidak melanggar aturan dalam penagihannya.
Keberadaan pinjol ilegal di lapangan diakuinya sebagai sebuah tantangan yang harus segera ditangani. Pinjol ilegal, imbuhnya, banyak menjebak masyarakat dengan bunga pinjaman yang tinggi serta penagihan yang melanggar aturan.