Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Jatuh, Investor Menanti Laporan Laba Emiten Kuartal III

Meskipun hanya segelintir perusahaan yang melaporkan pendapatan pada minggu ini, angka tersebut akan membantu mengatur nada menjelang dimulainya musim laporan keuangan kuartal III.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas saham di bursa Amerika Serikat (AS) jatuh pada awal perdagangan Senin (4/10/2021) waktu setempat lantaran pelaku pasar tengah menanti data ekonomi terbaru dan laporan pendapatan emiten.

Berdasarkan data Bloomberg pada 20.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,01 persen ke 34.322,38, sementara S&P 500 turun 0,11 persen ke 4.352,17, sedangkan Nasdaq tertekan 0,59 persen ke 14.480,18.

S&P 500 terpantau turun tipis pada Senin setelah pada Jumat (1/10/2021) pekan lalu,  indeks blue-chip ini mencatat awal terbaik Oktober sejak 2007 dengan lonjakan 1,2 persen. Namun, indeks membukukan kerugian mingguan sebesar 2,2 persen, atau terburuk sejak Februari 2021.

Adapun Nasdaq berkinerja paling buruk dibanding dua indeks utama lainnya, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS naik. Imbal hasil surat utang tenor 10 tahun melayang tepat di bawah 1,5 persen.

Pasar saham sedang berjuang untuk mendapatkan kembali pijakannya setelah aksi jual pada September, mengingat banyak kekhawatiran yang memicu penurunan pada bulan lalu.  Di Kongres, anggota parlemen belum mencapai kesepakatan tentang solusi untuk menaikkan batas utang dan mencegah potensi default pemerintah AS.

Kegelisahan atas gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan inflasi yang meningkat cepat juga menjadi fokus pelaku pasar. Hal ini terutama setelah laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS pada Jumat mencerminkan kenaikan inflasi tahunan tercepat sejak 1991.

Pada akhir pekan ini, para pedagang akan menerima laporan bulanan Departemen Tenaga Kerja. Laporan pekerjaan untuk September 2021, yang diharapkan menunjukkan setidaknya sedikit percepatan dalam pertumbuhan pekerjaan setelah laporan Agustus 2021 yang jauh lebih lemah dari perkiraan.

Kendati demikian, setelah serangkaian data ekonomi yang kuat awal tahun ini, banyak pakar bersiap untuk memperlambat pertumbuhan dan menerima potensi kekecewaan dari data ekonomi hingga akhir tahun.

Kita harus berjingkat-jingkat melalui beberapa angka negatif yang kemungkinan akan kita lihat, tetapi saya pikir pasar akan melihat ke seberang sana," kata Sam Stovall, ahli strategi ekuitas AS untuk CFRA Research kepada Yahoo Finance Live.

Meskipun hanya segelintir perusahaan yang melaporkan hasil pendapatan kuartalan minggu ini, angka tersebut akan membantu mengatur nada menjelang dimulainya musim pendapatan kuartal ketiga secara resmi dengan bank-bank besar minggu depan.

Pada Jumat lalu, analis konsensus di Wall Street memproyeksikan pertumbuhan pendapatan emiten lebih dari 27 persen untuk S&P 500 pada kuartal ketiga. Itu akan mewakili perlambatan yang nyata dibanding laju 88 persen pada kuartal kedua, tetapi masih menjadi tingkat pertumbuhan tahunan (year on year) tertinggi ketiga sejak 2010 untuk indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper