Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Hijau, AS Alami Kenaikan Inflasi Tertinggi sejak 1991

Investor mengamati laporan terbaru pada pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk Agustus 2021, yang menunjukkan kenaikan inflasi terbesar sejak 1991.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka hijau pada perdagangan awal Oktober, Jumat (1/10/2021) waktu setempat, setelah melewati September yang penuh gejolak di zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg pada 20.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat 0,77 persen ke 34.104,29, sementara S&P 500 naik 0,47 persen ke 4.327,92, sedangkan Nasdaq menanjak 0,24 persen ke 14.482,61.

S&P 500 mengakhiri kenaikan beruntun tujuh bulan pada September, membukukan penurunan bulanan sekitar 4,8 persen. Sementara Dow Jones tercatat berakhir lebih rendah sebesar 4,4 persen. Nasdaq berkinerja buruk selama September lalu, turun 5,4 persen di tengah rotasi luas dari saham pertumbuhan dan teknologi karena ekspektasi inflasi yang meningkat dan suku bunga yang lebih tinggi bertahan.

“Kita tidak benar-benar berpikir bahwa pendapatan akan menjadi misteri atau kekhawatiran bagi pasar. Kita tahu akan keluar dari tahun ini dengan jumlah pertumbuhan pendapatan yang wajar. Saya pikir ada, tema utama, apakah kita akan menanamkan inflasi? Apa yang mungkin dilakukan The Fed tentang hal itu? Apakah The Fed akan tetap bersikap lunak?,” kata Scott Wrenn, ahli strategi ekuitas global senior Wells Fargo Investment Institute kepada Yahoo Finance.

Pada penutupan Kamis (30/9/2021), S&P 500 sebenarnya masih naik sekitar 15 persen secara year to date, didukung oleh kinerja yang lebih baik di sektor energi dan keuangan yang akan diuntungkan dari kenaikan harga komoditas dan suku bunga.

Pada hari Jumat, investor mengamati laporan terbaru pada pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk Agustus 2021, yang menunjukkan kenaikan inflasi terbesar sejak 1991.

Menjelang Oktober, beberapa ahli strategi bersiap untuk lebih banyak ketidakstabilan di pasar ekuitas. Pasalnya bakal lebih banyak perkembangan pada kebijakan moneter dan fiskal yang akan muncul melawan apa yang diharapkan banyak orang.

"Saya pikir laju kenaikan hanya akan lebih lambat. Saya pikir itu tidak terlalu mengejutkan, mengingat pada kuartal kedua, kami berpikir bahwa Covid-19 hampir berakhir, dan kemudian Delta menguranginya. Itu benar-benar membuat kami sedikit kecewa," kata Shawn Snyder, kepala strategi investasi Citi US Wealth Management.

Sebagai informasi, pendapatan dan pengeluaran pribadi penduduk AS masing-masing bertahan kuat selama Agustus, dengan tunjangan sosial pemerintah dan pertumbuhan upah membantu mendukung daya beli konsumen.

Pendapatan pribadi meningkat 0,2 persen pada Agustus setelah naik 1,1 persen pada Juli, menurut data bulanan Biro Analisis Ekonomi. Kenaikan tersebut sejalan dengan perkiraan konsensus, berdasarkan data Bloomberg.

Pengeluaran pribadi naik sedikit lebih dari yang diharapkan, meningkat 0,8 persen pada Agustus versus kenaikan 0,7 persen yang diantisipasi. Untuk Juli, bagaimanapun, pengeluaran direvisi ke bawah untuk mencerminkan penurunan 0,1 persen, turun dari kenaikan 0,3 persen yang dilaporkan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper