Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten grup Salim, PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) terpantau merah pada hari ini, seiring aksi induk usahanya yang menjaminkan 4 miliar saham IMJS kepada PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) terkait fasilitas pinjaman.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga 14.35 WIB, saham IMJS terkoreksi 2,41 persen ke level 486. Sementara dalam lima hari perdagangan, sahamnya telah melemah 16,20 persen.
Direktur Utama Indomobil Sukses Internasional Jusak Kertowidjojo mengatakan, pada 27 September 2021, emiten berkode saham IMAS ini telah menjaminkan sejumlah 4 miliar saham milik perseroan di PT Indomobil Multi Jasa Tbk. kepada Bank BTPN, dengan menandatangani akta perjanjian gadai atas saham di hadapan M. Kholid Artha, Notaris di Jakarta.
“Penjaminan saham ini dilakukan sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diterima perseroan dari PT Bank BTPN Tbk sejumlah Rp1,08 triliun,” jelas dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (1/10/2021).
Jika merujuk pada laporan keuangan, IMAS memang cenderung mengalami kenaikan total utang. Hingga semester I/2021, total liabilitasnya mencapai Rp36,50 triliun, naik 2,26 persen dibanding periode saham tahun lalu Rp35,69 triliun.
Pada bagian liabilitas jangka panjang, utang bank IMAS mencapai Rp10,33 triliun, naik dari sebelumnya Rp9,86 triliun. Sementara pada bagian liabilitas jangka pendek, utang banknya mencapai Rp6,23 triliun turun dari sebelumnya Rp6,90 triliun.
Baca Juga
Lebih lanjut, kas dan setara kas awal periode sebesar Rp2,89 triliun hingga semester I/2021, naik dari sebelumnya Rp1,87 triliun. Sedangkan kas dan setara aks akhir periode mencapai Rp2,98 triliun, terpangkas dibanding semester I/2020 sebesar Rp3,29 triliun.
Pada bagian lain, kinerja IMJS terbilang prospektif sekalipun perseroan mengalami penurunan pendapatan.
Hingga semester I/2021, IMJS mencatat pendapatan Rp1,95 triliun turun 8,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp2,13 triliun. Di sisi lain, IMJS juga berhasil mencatatkan pendapatan operasi lain yang meningkat menjadi Rp212,59 miliar dari posisi Rp108,59 miliar.
Beban keuangan perseroan juga berhasil diperkecil menjadi Rp282,02 miliar dari posisi Rp319,57 miliar. Dengan demikian, posisi laba sebelum pajak final dan beban penghasilan menjadi Rp15,91 miliar, berbalik laba dibandingkan dengan rugi Rp22,86 miliar.
Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp25,48 miliar pada semester I/2021 dibandingkan dengan posisi rugi periode berjalan sebesar Rp13,11 miliar pada periode sama tahun lalu.