Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Yakin Government Shutdown Bisa Dihindari, Wall Street Menguat

Saham-saham kategori cyclical memimpin penguatan selama September karena investor bertaruh pada inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengawali perdagangan Kamis (30/9/2021) waktu setempat dengan penguatan di seluruh indeks acuan seiring optimisme pelaku pasar terhadap pemerintahan AS yang berpeluang terhindar dari government shutdown.

Berdasarkan data Bloomberg pada 20.13 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat 0,29 persen ke 34.488,79, sementara S&P 500 naik 0,42 persen ke 4.377,70 sedangkan Nasdaq melejit 0,68 persen ke 14.611,05.

Sementara itu, data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang memburuk. Hal ini berpeluang mempersempit ruang untuk pengurangan stimulus yang lebih cepat oleh bank sentral Federal Reserve.

S&P 500 dibuka pada zona hijau, setelah sebelumnya indeks tersebut sempat mencatat penurunan bulanan pertama sejak Januari 2021. Hal ini  seiring kekhawatiran seputar kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, peraturan di China dan pandemi yang masih berlangsung. Namun, S&P 500 tetap naik lebih dari 16 persen sepanjang tahun berjalan atau hingga penutupan Rabu (29/9/2021).

Saham-saham kategori cyclical memimpin penguatan selama September karena investor bertaruh pada inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga. Lonjakan harga minyak mentah membantu membuat sektor energi sejauh ini berkinerja terbaik di S&P 500.

Saham keuangan juga mengungguli, dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang berfungsi sebagai penarik bagi profitabilitas bank.

Adapun Nasdaq telah berkinerja buruk selama sebulan terakhir karena para pedagang beralih dari saham-saham pertumbuhan dan teknologi yang telah menarik investor pada tahun lalu.

Saham teknologi yang terbang tinggi juga terpukul karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak selama seminggu terakhir, dengan meningkatnya biaya pinjaman membebani valuasi perusahaan teknologi yang sangat bergantung pada ekspektasi pendapatan masa depan.

“Kita bahkan belum mengalami penurunan indeks 5 persen sejak Oktober tahun lalu. Ini akan menjadi satu tahun. Ini terasa jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya karena kita tidak memiliki banyak volatilitas sejak Oktober lalu, September lalu,” kata Paul Schatz, Presiden Heritage Capital kepada Yahoo Finance Live.

Kamis malam menandai batas waktu kongres AS untuk mencapai kesepakatan demi mendanai pemerintah di luar tahun fiskal 30 September, atau jika tidak, terjadi risiko penutupan (government shutdown) mulai Jumat.

Senat Majority Leader Chuck Schumer mengatakan pada Rabu malam waktu setempat bahwa Senat telah mencapai kesepakatan untuk menghindari penutupan pemerintah.

Dia telah menjadwalkan pemungutan suara tentang tindakan sementara pada Kamis pagi waktu setempat. RUU itu akan membuat pemerintah berjalan hingga awal Desember. Namun, kesepakatan itu masih harus melewati DPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper