Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding Ultra Mikro Bisa Bikin UMKM Naik Kelas, Ini Kata Menteri BUMN

Erick Thohir mengatakan sektor UMKM dapat menjadi komponen penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyapa nasabah PNM Mekaar/Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir menyapa nasabah PNM Mekaar/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pembentukan holding ultra mikro merupakan salah satu bentuk perluasan akses permodalan dan pendampingan kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlu didukung dengan optimal. Erick mengatakan sektor UMKM dapat menjadi komponen penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kita harus terus mendukung pertumbuhan sektor UMKM, karena 60 persen dari total kegiatan ekonomi Indonesia didominasi oleh UMKM,” jelasnya dalam Seremoni Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021).

Erick melanjutkan, kehadiran holding ultra mikro merupakan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas UMKM di Indonesia. Hadirnya holding ultra mikro memberikan sejumlah keuntungan untuk pelaku usaha UMKM.

Menurutnya, saat ide holding ultra mikro dicetuskan ada sejumlah pihak yang tidak yakin dan skeptis. Mereka menganggap pembentukan holding ini akan mengalihkan fokus bank-bank pelat merah.

Namun, Erick mengatakan pembentukan holding ultra mikro ini sudah memiliki tujuan-tujuan yang jelas. Pertama, membuka akses pendanaan yang lebih luas untuk UMKM. Kedua, munculnya holding ultra mikro juga memberi pendampingan yang lebih optimal kepada UMKM.

“Selanjutnya, yang paling utama adalah holding ultra mikro ini juga memberikan jalan bagi UMKM untuk naik kelas. Pembentukan holding ini justru memberikan akses-akses baru yang dapat dipilih oleh UMKM,” jelasnya.

Erick menambahkan, pihaknya dengan Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus berkolaborasi untuk mendorong perkembangan pasar modal dalam negeri. Menurutnya, dengan kerja sama yang optimal, bursa Indonesia dapat menjadi pasar modal nomor 1 di wilayah Asia Tenggara.

Ia mengatakan, saat ini banyak bursa di luar negeri yang pertumbuhannya melambat. Bahkan, ada beberapa pasar modal yang mencatatkan pertumbuhan negatif.

“Dengan market yang besar dan kebijakan-kebijakan yang benar, dampak pertumbuhan ekonomi ini akan dirasakan di Indonesia sendiri, bukan di negara lain,” katanya.

Seiring dengan hal tersebut, ia mengatakan Kementerian BUMN akan mendorong banyak perusahaan-perusahaan pelat merah untuk melantai di bursa atau go public. Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk transparansi dan profesionalisme perusahaan-perusahaan milik negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper