Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah proses PT XL Axiata Tbk. (EXCL) untuk mengakuisisi PT Link Net Tbk. (LINK), induk usahanya yakni Axiata Group justru menjual kepemilikan sahamnya sebesar 5 persen pada perseroan kepada tiga entitas senilai Rp1,44 triliun.
Direksi Axiata mengumumkan bahwa Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AIISB), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki secara tidak langsung oleh perusahaan, mengadakan perjanjian jual beli (SPA) dengan Ferrymount Investments Limited (FIL), Procap Partners Ltd (Procap) dan Tiga Investments Pte Ltd (Tiga Investments).
Informasi mengenai Axiata itu merupakan salah satu berita menarik yang disajikan Bisnisindonesia.id selain kabar lainnya.
Beberapa informasi menarik lainnya di antaranya harga rumah seantero dunia yang tertus meningkat sebagai tanda perbaikan perekonomian selepas dihantam badai pandemi Covid-19 serta peningkatan dana hibah pariwisata dengan kesadaran bahwa sektor ini merupakan salah satu penggerak perekonomian kembali.
Ada pula kabar mengenai kecenderungan masyarakat mulai meninggalkan deposito perbankan dan informasi mengenai perkembangan penawaran saham perdana Inalum.
Berikut intisari setiap berita pilihan:
1. Langkah Strategis Axiata Lepas 5 Persen Saham EXCL
Axiata Group justru menjual kepemilikan sahamnya sebesar 5 persen di tengah proses PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengakuisisi PT Link Net Tbk. (LINK).
Direksi Axiata mengumumkan bahwa Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AIISB), anak perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung oleh perusahaan, mengadakan perjanjian jual beli (SPA) dengan Ferrymount Investments Limited (FIL), Procap Partners Ltd (Procap), dan Tiga Investments Pte Ltd (Tiga Investments).
Isi perjanjian tersebut yakni untuk pelepasan oleh AIISB atas 533.409.349 saham biasa di EXCL yang mewakili sekitar 5 persen kepemilikan ekuitas di EXCL kepada ketiga entitas tersebut.
Dalam pelepasan saham tersebut dengan nilai Rp1,44 triliun setara dengan sekitar RM423,5 juta atau Rp2,700 (setara RM0,79) per saham XL.
2. Harga Rumah Terus Naik, Menyalip Perkantoran
Transaksi residensial komersial multifamily meningkat ke sektor terbesar berdasarkan volume investasi, meliputi 28% dari seluruh transaksi, menyalip perkantoran untuk pertama kalinya pada paruh pertama 2021.
Menurut penelitian konsultan properti global Savills World, perumahan end-user juga kembali ke tingkat transaksi sebelum pandemi Covid-19 segera setelah pasar properti dibuka kembali.
Investasi real estat global mengalami perubahan besar pada paruh pertama 2021 ketika sektor perumahan multikeluarga mengambil alih perkantoran untuk menjadi sektor terbesar secara global untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 2007, dengan kesepakatan lebih dari US$2,5 juta.
3. Dana Hibah Pariwisata Naik, Perolehan Devisa Paceklik
Pemerintah bakal menaikkan besaran dana hibah pariwisata menjadi Rp3,7 triliun tahun ini. Dengan demikian, industri turisme diharapkan dapat kembali bergairah seiring dengan pelandaian kurva pandemi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dana hibah pariwisata pada tahun lalu digelontorkan senilai Rp3,3 triliun.
Kenaikan dana hibah itu bagian dari perlindungan sosial yang ditingkatkan tidak hanya di sektor hotel dan restoran, tetapi juga digunakan di biro perjalanan wisata, pengelola destinasi dan taman rekreasi.
4. IPO Inalum & Langkah Strategis Kementerian BUMN di Lini Tambang
Kementerian BUMN bakal melakukan aksi korporasi menarik bagi holding BUMN pertambangan. Pemerintah akan memisahkan antara MIND.ID selaku holding BUMN tambang dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, lalu mendorong Inalum untuk go public.
Kantor PT Inalum (Persero) di Siguragura, Sumatra Utara./Inalum.id
Pemisahan ini akan menjadikan MIND.ID sebagai holding pertambangan yang miliki 100% saham Inalum. Sementara itu, IPO Inalum sendiri akan menjadi akhir dari puasa berkepanjangan initial public offering (IPO) BUMN di pasar modal Indonesia.
5. Masyarakat Mulai Tinggalkan Deposito Perbankan
Masyarakat perorangan cenderung mengurangi penempatan dananya di instrumen simpanan berjangka atau deposito sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia pada pekan lalu, nilai simpanan berjangka kelompok perorangan hingga Agustus 2021 tercatat Rp1.388,5 triliun. Simpanan berjangka perorangan itu lebih rendah dibandingkan dengan posisi Desember 2020 sebesar Rp1.456,6 triliun.
Selamat membaca!