Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Evergrande dan Anjloknya Bitcoin, Wall Street Tetap Menghijau

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,1 persen ke 34.798, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,15 persen ke 4.455,48.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan Jumat (24/9/2021), terlepas dari sentimen negatif yang menekan pasar.

Pelaku pasar mengabaikan kekhawatiran atas rencana tapering Federal Reserve, risiko dari gagal bayar China Evergrande Group, dan tindakan keras terbaru pemerintah China terhadap cryptocurrency.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,1 persen ke 34.798, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,15 persen ke 4.455,48. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite melemah tipis 0,03 persen ke 15.047,70.

Setelah berfluktuasi sepanjang hari, S&P 500 mampu rebound di akhir perdagangan dan mencatat kenaikan mingguan. Sektor energi dan finansial menjadi pendorong terbesar penguatan di Wall Street.

Sementara itu, harga Bitcoin merosot dan menyeret saham-saham terkait cryptocurrency seperti Riot Blockchain Inc. dan Marathon Digital Holdings Inc. Nasdaq Golden Dragon China Index, yang melacak saham emiten terbesar China yang diperdagangkan di AS, ditutup melemah.

Analis pasar senior Oanda Craig Erlam mengatakan pelaku pasar cenderung melakukan “buy the dip” terlepas masih ada risiko dari Evergrande dan pengetatan moneter bank sentral AS.

"Minggu ini (pasar) menjanjikan akan klebih hidup, dan ternyata memang benar terjadi,” tulis Erlam, dikutip Bloomberg Sabtu (25/9/2021).

Sementara itu, China mengatakan transaksi terkait crypto akan dianggap sebagai aktivitas keuangan terlarang. Investor tetap waspada terhadap apa yang mungkin ditargetkan oleh regulator negara itu selanjutnya karena pemerintah juga memperketat cengraman terhadap berbagai sektor, mulai dari pendidikan swasta, game digital, rokok elektrik, properti, hingga asuransi.

Terkait pengurangan program pembelian obligasi atau tapering, dua presiden bank sentral regional AS mengatakan Ekonomi AS telah memenuhi kriteria untuk mulai mengurangi pembelian aset secepatnya.

“Saya mendukung untuk mengurangi kembali pembelian aset pada bulan November dan menyelesaikannya selama paruh pertama tahun depan,” kata Presiden Fed Bank of Cleveland Loretta Mester.

Secara terpisah, Presiden The Fed Bank of Kansas City Esther George mengatakan kriteria untuk pemulihan perekonomian substansial telah terpenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper