Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beli Atau Jual? Begini Proyeksi Gerak Harga Emas Pekan Depan

Imbal hasil Treasury AS dan dolar AS yang lebih kuat setelah pengumuman Federal Reserve yang optimis membuat posisi harga emas lebih berisiko menguji level US$1.700.
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bakal menghadapi ujian untuk bertahan di level US$1.700 pada pekan mendatang, di tengah ragam sentimen mulai dari krisis Evergrande, tapering, dan penguatan dolar AS.

Bahkan dengan kekhawatiran Evergrande yang meningkatkan sentimen risk-off dan memicu permintaan terhadap aset safe haven, emas gagal bergerak secara berkelanjutan di atas level US$1.750 per troy ounce pekan ini.

Analis pasar senio OANDA Edward Mya mengatakan imbal hasil Treasury AS dan dolar AS yang lebih kuat setelah pengumuman Federal Reserve yang optimis membuat posisi harga emas lebih berisiko menguji level US$1.700.

"Level US$1.700 bertahan sepanjang tahun ini, kecuali untuk sesaat ketika turun ke $1.680 beberapa kali, tetapi berhasil pulih dengan cepat," kata Moya dikutip dari Kitco, Sabtu (25/9/2021).

Moya menambahkan, emas selalu dapat menemukan pembeli di bawah level ini. tetapi belum terntu hal tersebut terjadi lagi.

"Investor sekarang sedang mempersiapkan The Fed untuk memulai tapering pada November dan selesai pada tahun depan," kata Moya.

Fokus investor pekan depan akan beralih pada debat plafon utang AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan gubernur Federal Reserve Jerome Powell terus menekankan urgensi masalah ini. selain itu, pelaku pasar juga akan memantau perkembangan paket infrastruktur.

Moya mengatakan terhambatnya perkembangan dua peristiwa tersebut dapat memberikan dorongan terhadap harga emas pekan depan.

"Ada kekhawatiran [pembahasan] tidak bisa selesai tepat waktu. Tapi, ujung-ujungnya harus ada kesepakatan plafon utang," katanya.

Sementara itu, Kepala analis global TD Securities Bart Melek mengatakan dengan Powell mengkonfirmasikan dimulainya tapering pada November, risiko terhadap harga emas akan turun.

Di luar hal itu, sentimen positif masih mendukung harga emas sehingga aksi jual yang signifikan tidak mungkin terjadi.

"Dengan tingkat pertumbuhan global yang melambat, akan semakin sulit bagi ekonomi AS untuk mencatat tingkat pertumbuhan yang diinginkan. Dan mengingat tujuan kebijakan Fed mengenai lapangan kerja penuh, mereka akan baik-baik saja dengan inflasi di atas target. Mungkin perlu bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga itu untuk jangka waktu yang lama," kata Melek.

Melek mengatakan harga US$1.700 akan menjadi level support utama untuk harga emas. Jika ada data kuat pekan depan, harga akan beberapa kali menguji level tersebut. Adapun level resisten berada pada US$1.800.

Sejumlah data ekonomi akan dirilis pekan depan, termasuk data pesanan barang tahan lama AS pada hari Senin, laporan PDB kuartal II/2021 pada hari Kamis, dan indeks harga PCE pada hari Jumat, yang merupakan ukuran inflasi preferensi the Fed.

Rilis ekonomi lainnya yang harus diperhatikan adalah indeks harga rumah hari Selasa dan kepercayaan konsumen CB, penjualan rumah pada hari Rabu, serta klaim pengangguran pada Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper