Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali terkoreksi setelah Federal Reserve AS memutuskan tidak melakukan perubahan kebijakan.
Pada perdagangan Kamis (23/9/2021) pukul 20.00 WIB, harga emas di pasar Comex tercatat anjlok 10 poin atau 0,56 persen ke US$1.768,50 per ons. Sementara itu, harga emas spot juga anjlok 4,40 poin atau 0,25 persen ke US$1.763,76 per ons.
Tim Riset Indonesia Commodity Derivative Exchange (ICDX) mengatakan, penurunan harga emas terjadi di tengah hasil rapat the Fed pagi dini hari ini yang tidak merubah kebijakan. Selain itu, berdasarkan target level atas tingkat suku bunga Federal Funds tidak ada perubahan suku bunga hingga akhir tahun 2021.
“Pada pertemuan semalam, tidak perubahan suku bunga, namun ada sejumlah pernyataan yang memberikan indikasi bahwa kondisi ekonomi saat ini sudah berada dalam kondisi yang cukup kondusif walaupun penyebaran Covid-19 di AS sedikit memberikan perlambatan perbaikan ekonomi,” tulis tim riset ICDX dalam riset harian, Kamis (23/9/2021).
Namun demikian, pada sejumlah pernyataan berikutnya, pasar mulai menyerap bahwa ada rencana the Fed untuk mulai normalisasi kebijakan (tapering) terutama pada kuantitas pembelian aset oleh the Fed. Oleh pernyataan tersebut, dolar AS kembali menguat dan memberikan tekanan pada harga emas.
ICDX memprediksikan support terjauh harga emas berada di areal US$1.750 hingga ke zona US$1.740 per ons. Sementara untuk level resisten terjauhnya berada di areal US$1.780 hingga ke zona US$1.800.
Baca Juga
Senada, Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) juga memprediksikan harga emas bergerak turun menuju level support US$1.756 – US$1.740 per ons.
“Emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level US$1.770, karena berpotensi turun menguji level support US$1.756 per ons. Sementara itu, jika berhasil bergerak naik ke atas US$1.770, emas berpotensi naik lebih lanjut dengan level resisten di US$1.778 per ons,” tulis tim riset MIFX.