Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat Dipicu Kekhawatiran Dampak Default Evergrande

Sentimen pasar telah diguncang oleh potensi penularan dari Evergrande, yang mencoba mengumpulkan dana untuk membayar sejumlah pemberi pinjaman, pemasok, dan investor.
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg
Kantor Evergrande di Beijing, China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB (21/9/2021) di Asia, saat yuan China di pasar luar negeri melemah terhadap greenback ke level terendah dalam hampir sebulan.

Kondisi ini dipicu karena kekhawatiran tentang dampak dari masalah solvabilitas pengembang properti Evergrande menakuti pasar keuangan dan mengangkat mata uang safe-haven.

Sentimen pasar telah diguncang oleh potensi penularan dari Evergrande, yang mencoba mengumpulkan dana untuk membayar sejumlah pemberi pinjaman, pemasok, dan investor. Batas waktu pembayaran bunga US$83,5 juta pada salah satu obligasinya jatuh tempo pada Kamis (23/9/2021), dan perusahaan memiliki kewajiban US$305 miliar.

Pada Kamis (16/9/2021), yuan menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan di 6,4226 per dolar sebelum mulai berbalik karena kesengsaraan Evergrande kian memburuk.

Langkah itu dipertajam pada Senin (20/9/2021) setelah peringatan dari regulator China bahwa kebangkrutan perusahaan dapat memicu risiko yang lebih luas dalam sistem keuangan negara jika tidak stabil.

Analis di Wells Fargo mengatakan pada Senin (20/9/2021) mereka memperkirakan dolar akan mencapai 6,60 per yuan dalam bulan depan. Yuan China di perdagangan luar negeri terakhir melemah terhadap greenback di 6,4839 per dolar.

“Kami melihat pelarian klasik menuju keamanan dalam dolar sampai kami mendapatkan kejelasan tentang apakah itu akan menjadi resolusi yang teratur atau kacau untuk Evergrande,” kata Joe Manimbo, Analis Pasar Senior di Western Union Business Solutions di Washington DC.

"Kami kemungkinan akan melihat kelanjutan dari penurunan yang kami perkirakan pada aset-aset berisiko masuk ke minggu ini dan Anda memasukkan Evergrande dan itu benar-benar meresahkan pasar."

Dolar AS dan mata uang safe-haven lainnya seperti yen Jepang dan franc Swiss menguat karena sentimen penghindaran risiko (risk-off), yang membuat indeks S&P 500 Wall Street melaju untuk persentase penurunan satu hari terbesar dalam 11 bulan.

Indeks dolar naik 0,025 persen, dengan euro tidak berubah pada US$1,1725. Dolar juga telah menguat di tengah ekspektasi Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan tahun ini, dengan pengumuman kebijakan bank sentral akan dirilis pada Rabu (22/9/2021).

Selain The Fed, beberapa bank sentral di seluruh dunia akan mengadakan pertemuan kebijakan minggu ini, termasuk dari Swedia, Inggris, dan Norwegia.

Yen Jepang menguat 0,58 persen versus greenback di 109,32 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di US$1,3656 atau turun 0,63 persen.

Dolar Kanada, juga mata uang komoditas yang berkorelasi dengan sentimen risiko, melemah ke level 1,2895 per dolar, level terendah dalam empat minggu. Terakhir turun 0,42 persen versus greenback di 1,28 dolar Kanada per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper