Bisnis.com, JAKARTA – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih tahan dalam menghadapi tapering.
Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan kekuatan Indonesia adalah fundamental ekonomi yang tetap stabil di tengah kondisi pandemi. Menurutnya stabilitas makroekonomi merupakan faktor penting untuk menjaga daya tarik investasi di Indonesia.
“Cadangan devisa pada level tertinggi sepanjang sejarah, dan surplus neraca perdagangan menjaga defisit neraca berjalan pada level rendah,” katanya dalam keterangan resmi pada Senin (20/6/2021).
Selain itu, kredibilitas pemerintah dan bank sentral yang krusial ikut menjaga keyakinan investor terhadap Indonesia.
Katarina mengatakan sektor new economy juga berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Pasalnya, potensi ekonomi digital Indonesia mampu mendorong berbagai perusahaan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Sebagai informasi, riset dari Google, Temasek, dan Bain memperkirakan ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh 23 persen per tahun hingga 2025. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nominal Indonesia.
Baca Juga
Selain ekonomi digital, Indonesia juga memiliki potensi di sektor energi terbarukan. Sebab, Indoensia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang menjadi bahan baku utama untuk baterai bagi kendaraan listrik. Meski demikian, Katarina melihal dalam jangka pendek tetap akan ada reaksi pasar terhadap Fed tapering.
“Tapi dengan pasar yang lebih siap menghadapi tapering komunikasi The Fed yang lebih baik, dan kondisi makroekonomi domestik yang lebih baik dibanding 2013, risiko volatilitas pasar terkait tapering kali ini menjadi lebih rendah,” ungkapnya.
Dia percaya pada daya tarik investasi di pasar Indonesia karena dukungan fundamental ekonomi yang baik, dan peluang di sektor-sektor ekonomi baru yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi ke depannya.