Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Periode Volatilitas Tinggi, Wall Street Kompak Dibuka Merah

Penurunan saham AS terjadi menjelang berakhirnya opsi saham dan kontrak berjangka triwulanan pada Jumat, yang memicu volatilitas.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan Jumat (17/9/2021) waktu setempat, dengan saham di sektor teknologi informasi dan material memimpin penurunan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada 20.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,06 persen menjadi ke level 34.728.81, sementara S&P 500 turun 0,13 persen ke 4.468,08, sedangkan Nasdaq tergelincir 0,16 persen ke 15.157,48.

Para investor tengah mengevaluasi ketahanan pemulihan global di tengah kekhawatiran tentang Covid-19 varian Delta dan risiko dari China.

Penurunan saham AS terjadi menjelang berakhirnya opsi saham dan kontrak berjangka triwulanan pada Jumat, yang memicu volatilitas. Periode ini disebut Quadruple Witching, yakni ketika kontrak pada empat jenis aset keuangan Wall Street yang berbeda expire

Saham-saham pengelola kasino anjlok memperpanjang penurunan di tengah pengetatan pembatasan di Makau, sementara penambang memimpin penurunan Indeks Stoxx 600 Eropa karena bijih besi merosot menuju US$100 per ton.

Adapun bursa saham Inggris juga berkinerja buruk setelah penjualan ritel turun secara tak terduga untuk bulan keempat di Agustus, penurunan terburuk dalam setidaknya 25 tahun.

Sementara itu, data ekonomi AS yang dirilis Kamis (16/9/2021) melukiskan gambaran AS yang lebih optimis daripada yang diantisipasi. Penjualan ritel Agustus mencatat kenaikan yang mengejutkan karena konsumen beralih kembali ke belanja barang di tengah gelombang terbaru varian Delta.

Sementara itu, klaim pengangguran baru mingguan naik dalam laporan terbaru Departemen Tenaga Kerja, tingkat klaim baru masih bertahan di dekat level terendah sejak Maret 2020.

Semua data akan menjadi faktor penilaian terbaru Federal Reserve tentang latar belakang ekonomi pada pertemuan penetapan kebijakan moneter berikutnya pada pekan depan. Alhasil, investor bakal fokus pada jadwal The Fed untuk mengumumkan rencana mulai mengurangi program pembelian aset (tapering).

Namun, investor telah mengamati data terbaru dengan kehati-hatian yang berkelanjutan tentang prospek ke depan, terutama mengingat ketidakpastian yang masih ada seputar virus corona, tantangan rantai pasokan, dan langkah selanjutnya pada kebijakan moneter dan fiskal.

“Saya pikir ini benar-benar tarik ulur pada saat ini yang sedang berlangsung, artinya, masih ada kabar baik tentang ekonomi. Faktanya, dalam dua hari terakhir, kami mendapatkan beberapa laporan survei regional Fed yang bagus,” kata kepala strategi investasi Janney Montgomery Scott, Mark Luschini kepada Yahoo Finance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper