Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. tengah membangun hyperscale data center dengan kapasitas 75 megawatt (MW) secara bertahap.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menargetkan hingga akhir tahun kapasitas terpasang mencapai 25 MW. Sayangnya, perseroan belum bisa mengungkapkan besaran nilai investasi yang digelontorkan.
Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan Telkom memiliki 26 data center. Adapun 21 berada di Indonesia, sementara lima lainnya berada di luar negeri, termasuk data center Tier 3 dan 4 di Jurong Singapura.
Perseroan, lanjutnya, akan membangun Hyperscale Data Center dengan klasifikasi tier 3 dan 4 berada di atas lahan seluas 6,5 hektar yang berlokasi di dekat Jakarta. “Ini akan melengkapi portofolio kami yang sudah existing,” katanya dikutip Selasa (14/9/2021)
Akan tetapi, bila mengacu pada harga industri, maka biaya pembangunan data center sekitar US$7 juta sampai dengan US$9 juta per megawatt. Maka TLKM berpotensi menghabiskan total investasi sebesar US$525 juta hingga US$675 untuk pangkalan data. Sementara untuk 25 MW pada tahun ini sekitar US$175 juta hingga US$225 juta.
Jika menggunakan kurs Jisdor (13/9/2021) sebesar Rp14.260, berarti tahun ini emiten plat merah itu diperkirakan menghabiskan modal antara Rp2,5 triliun sampai dengan Rp3,2 triliun. Adapun TLKM tahun ini berencana mengalokasikan belanja modal sebesar 25 persen dari hasil pendapatan.
Baca Juga
Sampai dengan semester I/2021, topline emiten plat merah itu tercatat sebesar Rp69,48 triliun. Jumlah itu naik sebesar 3,93 persen dibandingkan dengan tahun lalu yaitu Rp66,85 triliun.
Segmen pendapatan internet masih menjadi penopang penjualan dengan torehan Rp39,57 triliun. Sementara pendapatan dari Indihome mencapai Rp12,87 triliun. Masing-masing mengalami kenaikan sebesar 4,37 persen dan 24,22 persen.
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Steven Gunawan mengatakan terdapat penurunan ARPU pada Telkomsel sebesar 2,4 persen yoy atau menjadi Rp44.000.
Meskipun persaingan ketat terus-menerus terjadi dengan EXCL, ISAT dan FREN, pendapatan data masih berhasil tumbuh 1,3 persen YoY menjadi Rp 28,18 triliun. Steven merekomendasikan beli bagi TLKM dengan target harga mencapai Rp4.020