Bisnis.com, JAKARTA- Di saat pandemi membuat kinerja hampir seluruh sektor menciut, perusahaan-perusahaan di bawah bendera MIND ID malah mencatatkan hasil positif. Adopsi protokol kesehatan ketat diklaim menjamin operasional terjaga dan strategi finansial yang jitu membuat laju bisnis MIND ID semakin kencang.
MIND ID merupakan induk usaha BUMN pertambangan yang meliputi beberapa anak usaha, yakni PT Bukit Asam Tbk., PT Aneka Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Freeport Indonesia (PTFI). PT Inalum (Persero) bertindak sebagai induk usaha yang disahkan sejak 2017.
PT Antam Tbk. mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama 2021, perusahan itu membukukan volume produksi bijih nikel unaudited sebesar 5,34 juta wet metric ton (wmt). Produksi ini digunakan secara langsung oleh Antam sekaligus memasok kepada pelanggan domestik. Sedangkan penjualan bijih nikel pada periode paruh pertama tahun ini mencapai 3,66 juta mwt.
Antam juga mencatatkan volume penjualan emas 13.341 kg pada semester I/2021 dengan tingkat produksi emas mencapai 719 kg. Pada tahun ini, perseroan fokus untuk memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar domestik.
Adapun volume produksi bijih bauksit sepanjang semester I/2021 tercatat sebesar 1,09 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku alumina dan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga. Penjualan bauksit pada periode ini tercatat sebesar 587.000 wmt.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia (PTFI) juga mencatatkan kinerja apik pada semester I/2021 berkat peningkatan produksi dan penjualan komoditas emas dan tembaga. Pada saat bersamaan, harga jual emas dan tembaga juga mengalami kenaikan.
Berdasarkan laporan kinerja kuartal II/2021 Freeport-McMoRan Inc. (FCX), pemegang 48,76% saham Freeport Indonesia (PTFI), tembaga yang dihasilkan PTFI sampai dengan Juni 2021 mencapai 606 juta pound. Capaian produksi itu naik 88,78% jika dibandingkan dengan realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 321 juta pound.
Seiring dengan peningkatan produksi, penjualan tembaga Freeport ikut terkerek. Pada paruh pertama tahun 2021, penjualan tembaga Freeport sebanyak 568 juta pound atau naik 89,97% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 299 juta pound.
Harga jual rata-rata tembaga juga mengalami kenaikan dari US$2,54 per pound pada semester I/2020 menjadi US$4,29 per pound pada semester I/2021. Setali tiga uang, kinerja komoditas emas juga mengkilap.
Produksi emas PTFI pada paruh pertama 2021, sebanyak 597 juta ons, atau naik 75,05% dibandingkan periode yang sama 2020. Pada semester I/2020, catatan produksi tambang PTFI di Papua ini sebanyak 341 juta ons.
Kenaikan produksi emas PTFI sejalan dengan meningkatnya penjualan emas. Freeport tercatat mampu memasarkan sebanyak 558 juta ons emas pada semester I/2021. Angka penjualan itu naik 74,92 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2020 yang sebanyak 319 juta ons.
Harga jual rata-rata emas juga mengalami kenaikan. Pada 6 bulan pertama 2021, rata-rata harga jual emas pada kisaran US$1,785 per ons. Harga jual tersebut lebih tinggi dari rata-rata harga jual pada periode yang sama tahun lalu senilai US$1,709 per ons.
Laporan kinerja kuartal II/2021 juga menyebutkan penjualan konsolidasi PTFI sebesar 310 juta pound tembaga dan 302.000 ons emas pada kuartal II/2021 [April—Juni 2021].
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan konsolidasi kuartal II/2020 yang mencapai 172 juta pound tembaga dan 180.000 ons emas, terutama mencerminkan ramp-up penambangan bawah tanah di PTFI.
Secara konsolidasi volume penjualan PTFI diperkirakan menyentuh 1,33 miliar pound tembaga dan 1,3 juta ons emas pada 2021. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan raihan 0,8 miliar pon tembaga dan 0,8 juta ons emas pada 2020.
Freeport menambahkan karena biaya tetap menjadi bagian paling besar dari biaya PTFI, biaya tunai bersih per unit dapat bervariasi tergantung pada volume tembaga dan emas. Biaya tunai bersih per unit PTFI sebesar US$0,25 per pon tembaga pada kuartal II/2021, lebih rendah dari biaya tunai bersih per unit sebesar US$0,56 per pound pada kuartal II/2020.
Selanjutnya, asumsi harga emas rata-rata $1,800 per ons pada paruh kedua tahun 2021. Dengan dan pencapaian volume penjualan saat ini dan perkiraan biaya, biaya tunai bersih per unit untuk PTFI diperkirakan sekitar $0,19 per pon tembaga untuk tahun 2021.
PTFI menambahkan pada paruh pertama 2021, seluruh aktivitas produksi dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pada kuartal II/2021, PTFI mulai memberikan vaksin kepada karyawan yang diharapkan dapat dipercepat pada paruh kedua 2021.
Untuk tambang bawah tanah Grasberg, PTFI menyebutkan perkembangan berjalan sesuai jadwal. Penyelesaian ramp up diharapkan mampu membuat rata-rata produksi tahunan berada pada kisaran 1,55 pound tembaga dan 1,6 juta ons emas untuk beberapa tahun ke depan.
PTFI memperkirakan produksi akhir tahun 2021 mendekati angka 1,3 miliar pound tembaga dan 1,3 juta ons emas atau hampir dua kali lipat dari tahun 2020.
Belanja modal untuk pengembangan tambang bawah tanah diproyeksikan sekitar US$0,9 miliar per tahun untuk 2021 dan 2022, setelah dikurangi kontribusi PT Asahan Aluminium (Persero) atau PT Inalum atau juga dikenal dengan MIND ID.