Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. telah menyerap belanja modal atau capital expenditure senilai Rp1,2 triliun hingga semester I/2021.
Penyerapan tersebut setidaknya mencapai 48 persen dari anggaran capex yang disiapkan perseroan untuk tahun ini pada kisaran Rp2 triliun - Rp2,5 triliun.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya mengatakan perseroan menargetkan belanja modal senilai Rp2 triliun - Rp2,5 triliun pada 2021 atau terbilang rendah dibandingkan capex sebelum pandemi.
“Kalau dibandingkan dengan capex sebelum pandemi itu cukup turun banyak karena kami sangat berhati-hati dalam mengeluarkan capex di masa pandemi ini,” kata Hermawan dalam paparan publik pekan lalu.
Kendati demikian, emiten dengan kode saham BSDE ini tetap mengeluarkan belanja untuk keperluan strategis seperti pembebasan lahan untuk proyek jalan tol serta pembebasan lahan perumahan di area BSD City.
Selain itu, Hermawan mengatakan perseroan juga melakukan pembelanjaan untuk sebagian gedung perkantoran yang masih dalam tahap penyelesaian atau terutamanya pembayaran retensi.
Baca Juga
Di level entitas anak, pembelanjaan disalurkan untuk proyek Southgate yang saat ini masih dalam masa pembangunan.
Head of Investor Relations Bumi Serpong Damai Christy Grassela menambahkan emiten Grup Sinar Mas tersebut masih akan fokus mengembangkan produk rumah tapak sebagai bagian dari strategi jangka panjang perseran.
“Memang saat ini dan sudah sejak 10 tahun terakhir fokus utama BSDE adalah rumah tapak dengan segmentasi menengah sampai premium,” ujar Christy.
Adapun beberapa produk properti milik BSDE seperti Cosmohouse di kawasan Myza dan juga Aether yang ditawarkan pada kisaran Rp800 juta - Rp2 miliar atau menyarar segmentasi pasar menengah. Khusus untuk Cosmohouse di kawasan Myza, lanjut Christy, perseroan tengah mematangkan penjualan produknya.
Selanjutnya terdapat produk Quantis Signature dengan kisaran harga Rp3 miliar - Rp8 miliar yang menyasar segmentasi atas atau premium.
Selain itu, BSDE juga menawarkan produk eksklusif di Nava Park dengan kisaran harga Rp15 miliar - Rp30 miliar.
“Jadi kalau kita lihat target marketing sales Rp7 triliun tahun ini, kami targetkan sekitar Rp4,4 triliun merupakan produk rumah tapak,” ungkap Christy.
Kendati promosi produk milik BSDE saat ini masih terkendala pembatasan sosial, Christy meyakini minat masyarakat khususnya di kawasan Jabodetabek masih tinggi untuk memiliki rumah tapak.
Dengan demikian, perseroan disebut bakal terus memasarkan produk rumah tapak dengan kisaran harga di bawah Rp1 miliar - Rp2 miliar, Rp2 miliar - Rp5 miliar, dan Rp15 miliar - Rp50 miliar.
“Tapi kami bisa mengatakan mass produknya BSDE adalah rumah tapak dari Rp1 miliar - Rp2 miliar dan ini masih menjadi fokus kami selama 10 tahun, tahun depan juga,” tutur Christy