Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Market Share Komatsu Turun, Begini Strategi Grup Astra (ASII) dan UNTR

Pangsa pasar atau market share Komatsu yang menjadi andalan Grup Astra sebagai agen pemegang merek (APM) kalah dibandingkan dengan alat berat asal China, Sany.
Alat berat merek Komatsu. Istimewa
Alat berat merek Komatsu. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Induk Grup Astra, PT Astra International TBk. (ASII) yakin penjualan segmen alat berat akan melejit pada semester II/2021 setelah merek bawaannya Komatsu mengalami penurunan market share.

Astra International melalui anak usahanya PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengelola lini bisnis penjualan alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.

Segmen penjualan otomotif dari sisi alat berat Grup Astra pangsa pasarnya turun menjadi 22 persen pada semester I/2021 dibandingkan dengan 33 persen pada semester I/2020.

Pangsa pasar atau market share Komatsu yang menjadi andalan Grup Astra sebagai agen pemegang merek (APM) kalah dibandingkan dengan alat berat asal China, Sany yang mencapai 26 persen.

Direktur Astra Franciscus Xaverius Laksana Kesuma menjelaskan booming produk Sany seiring dengan meningkatkan pertambangan pada komoditas nikel dalam beberapa tahun ini. Pasalnya, selama ini Komatsu lebih banyak bergerak pada pertambangan batu bara.

"Karakter untuk kedua komoditas ini berbeda, di nikel dibutuhkan excavator ukuran 20-30 ton, di batu bara butuh lebih besar hingga ukuran 300 ton," jelasnya dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021).

Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur United Tractors menegaskan penjualan pada 2021 yang tiba-tiba bertumbuh karena meningkatnya pertambangan komoditas nikel membuat pengiriman produk baru dapat dikirimkan pada semester II/2021.

Menurutnya, peningkatan aktivitas pertambangan nikel seiring peningkatan permintaan pada 3 tahun terakhir membuat produk Sany lebih mudah beradaptasi, sementara fokus Komatsu masih pada batu bara.

Kabar baiknya, pengiriman alat berat Komatsu mengalami kenaikan terutama untuk pemesanan pada semester II/2021. Hal ini mengantisipasi kenaikan harga komoditas yang mulai terjadi pada tahun ini terutama, batu bara.

"Dari Agustus hingga akhir tahun ada pertumbuhan delivery tiap bulannya, sehingga akan perbaiki posisi market share. Proyeksinya sekitar 25 persen termasuk produk-produk dari china, di tahun sebelumnya tak masuk, sehingga market share 30 persen-35 persen," paparnya.

Dia melanjutkan, strategi yang disiapkan yakni menyesuaikan alat beratnya dengan segmen pasar non premium dalam hal ini pertambangan nikel.

"Strategi excavator 20-30 ton ada segmen market premium dan non premium. Komatsu hanya ada 1 produk, sejak Mei ada produk baru yang bisa menyasar market non premium, Juni-Juli dirilis itu diharapkan bisa isi market share jadi bisa isi produk-produk non premium untuk tipe excavator 20 ton," jelasnya.

Sebenarnya, hingga semester I/2021 penjualan unit Komatsu mengalami kenaikan hingga 60 persen menjadi 1.361 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 853 unit.

Sementara itu, laba bersih dari penjualan grup di sektor alat berat, tambang, konstruksi, dan energi meningkat 13 persen menjadi Rp2,7 triliun karena pertumbuhan penjualan alat berat Komatsu dan naiknya harga batu bara.

Pendapatan dari lini bisnis ini sepanjang semester I/2021 menjadi Rp37,31 triliun naik 12 persen dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu sebesar Rp33,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper