Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin mengalami koreksi pada Rabu (8/9/2021) di tengah langkah pemerintah El Salvador untuk melegalkan aset kripto tersebut sebagai alat transaksi resmi yang tidak berjalan mulus.
Dilansir dari Bloomberg, aset kripto tersebut tercatat diperdagangkan di level US$47.200 pada perdagangan di Singapura setelah anjlok sebesar 17 persen. Koreksi juga terjadi pada aset-aset kripto lainnya seperti Ether dan Dogecoin.
Adapun aksi jual pada Selasa lalu merupakan koreksi paling signifikan setelah rebound berkelanjutan yang dialami Bitcoin. Sebelumnya, harga Bitcoin telah melesat 75 persen sejak akhir Juli 2021.
Menurut data CoinGecko, pasar aset kripto kehilangan valuasi sebesar US$300 miliar dalam 24 jam terakhir.
Edward Moya, Senior Market Analyst Oanda Corp menyebutkan, platform media sosial cenderung berhati-hati menanggapi kabar El Salvador yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal.
“Beberapa investor tampaknya membeli Bitcoin sebagai langkah antisipasi El Salvador yang mengesahkan kebijakan ini pada 7 September dan kemudian bergerak cepat untuk menjualnya,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Baca Juga
Moya mengatakan fundamental Di Sini, Beli McDonalds Bisa Pakai Bitcoinmasih cukup optimal selama harganya berada pada kisaran US$46.000 hingga US$53.000.
Implementasi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di El Salvador merupakan ujian terbesar bagi aset kripto ini dalam hal kegunaannya di dunia nyata. Penggunaan Bitcoin sempat terhambat karena gangguan teknis pada aplikasi dompet digital resmi yang kemudian berhasil diatasi.
Presiden El Salvador, Nayib Bukele melalui akun Twitternya mengatakan sat ini negaranya memegang 550 Bitcoin setelah melakukan aksi beli saat koreksi harga terjadi.
Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital Holdings mengatakan, pasar aset digital telah mengalami reli selama 8 pekan terakhir dan memasuki area jenuh beli (overbought).
“Minat investor individu melonjak setelah kehadiran institusi besar yang mengikuti demam aset kripto,” jelasnya.