Bisnis.com, JAKARTA — PT Elnusa Tbk. (ELSA) mengumumkan rencananya untuk ambil bagian dalam pengembangan proyek Blok Rokan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Ini bukan hal mengejutkan mengingat layaknya PHR, ELSA juga merupakan salah satu entitas anak PT Pertamina (Persero).
Dari paparan awal, partisipasi ELSA bakal terkait proses persiapan lewat berbagai studi seismik dan jasa penunjang. Khusus yang terakhir, anak usaha ELSA PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi memang telah mendapat pekerjaan jasa khusus operasi dan maintenance di PHR.
1. Menilik Prospek Keterlibatan Elnusa (ELSA) di Proyek Blok Rokan
Walau demikian, manajemen belum berani bicara banyak soal seberapa jauh cuan dari keterlibatan di proyek blok Rokan ini. Manajemen ELSA masih menunggu proses tender.
"Proses selanjutnya dan juga lini bisnis yang lain, kami masih wait and see dan terus mengikuti perkembangan PHR," ujar manajemen.
Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
2. Beda Nasib Saham SUPR & TOWR Saat Hendak Berkonsolidasi
Meski bakal melebur jadi kongsi, nasib dua emiten menara telekomunikasi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) di pasar modal berbanding terbalik.
Pada Rabu (7/9/2021), saham TOWR justru mengalami pelemahan harga 2,54 persen ke posisi Rp1.345 per saham. Pada saat yang sama, saham SUPR terbang 19,94 persen ke level Rp10.075 per saham.
Salah satu entitas anak TOWR yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) memang mengumumkan rencananya untuk mencaplok saham mayoritas SUPR.
Pembahasan lebih lanjut mengenai rencana akuisisi tersebut dapat Anda baca di sini.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./Bisnis-Himawan L Nugraha
3. Taktik Entitas Media Grup MNC (MNCN) Kejar Revenue di Bawah Komando Direksi Baru
Setelah satu semester lebih malang melintang dipimpin sementara oleh Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) akhirnya mengumumkan pengangkatan Noersing sebagai Direktur Utama secara tetap pada pekan lalu.
Masuknya Noersing juga diikuti dengan kehadiran nama-nama anggota direksi baru seperti Valencia Tanoesoedibjo, Tantan Sumartana, dan Dini Putri. Di bawah komando struktur direksi baru, perseroan pun siap mempertegas dominasinya di bisnis televisi Free-to-Air (FTA) sekaligus mengejar potensi pemasukan-pemasukan digital.
"Di kami, konten lokal itu merepresentasikan 90 persen dari seluruh konten di FTA, dan memang ini yang menjadi pilihan nomor satu masyarakat. Praktis, ke depan, seluruh konten lokal akan kami produksi secara inhouse [mandiri],” kata Noersing.
Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima panggilan telepon saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020)./Bisnis-Abdullah Azzam
4. Merger Icon+ ke IndiHome, Menakar Risiko Monopoli Bisnis Internet BUMN
Wacana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melebur bisnis internet yang dimiliki entitas pelat merah sempat menuai polemik. Sebagian pihak khawatir akan muncul risiko monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Namun, upaya merger tersebut diagungkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja bersama dengan Komisi V DPR RI.
Ada sinyal kuat bahwa tahap awal penggabungan akan melibatkan PT Indonesia Comnets Plus (Icon+), anak usaha dari PT PLN (Persero) untuk masuk ke dalam ekosistem IndiHome milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Pembahasan lebih lanjut dapat Anda baca di sini.