Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja seluruh instrumen reksa dana pada minggu lalu mencatatkan pertumbuhan setelah sebelumnya memiliki kinerja yang beragam dan menjadikan reksa dana saham kemudian berbalik memimpin pertumbuhan.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan pertumbuhan seluruh instrumen reksa dana pada periode 27 Agustus 2021 - 3 September 2021 dipengaruhi skema burden sharing dari Bank Indonesia dan Pemerintah.
Selain itu, Rudiyanto juga mengungkapkan adanya perkiraan tapering yang lebih cepat tetapi dengan kemungkinan nilai yang lebih kecil.
Berdasarkan data Infovesta Utama, Senin (6/9/2021), pada periode 27 Agustus 2021 - 3 September 2021, reksa dana saham memimpin pertumbuhan kinerja selama sepekan yaitu sebesar 1,93 persen.
Menyusul di bawahnya instrumen reksa dana campuran yang mengalami kenaikan sebanyak 1,40 persen pada minggu lalu. Lalu instrumen reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return positif sebesar 0,23 persen dan reksa dana pasar uang terapresiasi tipis 0,05 persen.
Mulai membaiknya kinerja reksa dana tersebut, Rudiyanto pun merekomendasikan investor untuk melirik saham blue chip yang diwakili indeks LQ-45. Di mana sejak awal tahun masih turun, sementara di satu sisi laporan keuangan emiten membaik.
Baca Juga
“Hal ini membuat valuasi saham semakin murah sehingga memberikan kesempatan untuk membeli reksa dana saham di harga yang murah,” ungkap Rudiyanto saat dihubungi Bisnis, Senin (6/9/2021).
Panin Asset Management pun menawarkan produk reksa dana terproteksi dengan aset dasar obligasi dan produk Sukuk Angkasa Pura 1 milik perusahaan yang terbit pada akhir September ini.
Rudiyanto mengatakan bahwa produk reksa dana terproteksi milik perusahaan bisa menjadi bagian dari diversifikasi investasi.