Bisnis.com, JAKARTA — Pencatatan perdana saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) pada Agustus 2021 lalu menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan transaksi saham di pasar modal sepanjang bulan tersebut.
Peningkatan transaksi broker sepanjang Agustus 2021 menjadi salah satu berita pilihan editor di BisnisIndonesia.id. Selain berita pasar modal tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (3/9/2021):
Indonesia National Shipowners' Association (INSA) berharap merger diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan yang merata di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada praktik terbaik pelabuhan internasional. Bahkan, semestinya merger tidak memicu kenaikan tarif.
Karena merger berorientasi pelayanan publik dan mendorong ekonomi, INSA memberi saran agar Pelindo nantinya tidak semata-mata memupuk keuntungan. Perlu ada beberapa layanan yang bersifat stimulus, yakni bertarif rendah untuk memancing volume yang besar.
Merger Pelindo diharapkan tidak menciptakan monopoli pelabuhan yang profit oriented, melainkan benefit oriented untuk perekonomian.
Dengan begitu, Pelindo nantinya membuka kemungkinan subsidi silang dari pelabuhan-pelabuhan besar ke pelabuhan-pelabuhan kecil agar tarifnya tetap terjangkau.
Setelah tren transaksi broker cenderung terus turun sepanjang tahun ini, nilainya mulai kembali meningkat pada Agustus 2021 lalu. Hal ini ditengarai akibat IPO jumbo Bukalapak yang menambah animo masyarakat untuk bertransaksi saham di pasar modal.
Transaksi broker sepanjang Agustus 2021 mencapai Rp550,08 triliun, meningkat 14% dibandingkan dengan nilai transaksi bulan sebelumnya yang mencapai sekitar Rp483,36 triliun.
Meski demikian, nilai transaksi ini masih lebih rendah dibandingkan awal tahun ini, yang mana sepanjang Januari 2021 nilai transaksi broker menyentuh rekor Rp849,12 triliun dalam sebulan. Adapun, sepanjang Januari - Mei, nilai transaksi pialang saham mencatatkan penurunan.
Kalangan broker pun optimistis transaksi saham akan kembali meningkat sepanjang September 2021.
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah menjadi satu-satunya industri di sekto manufaktur yang kinerjanya terkontraksi pada kuartal II/2021 lalu. Namun, kini ada tanda-tanda pemulihan di sektor ini, terutama seiring dengan adanya titik terang perbaikan sejumlah masalah.
Isu kelangkaan kontainer dan mahalnya biaya pengapalan perlahan membaik meski belum sepenuhnya pulih. Selain itu, permintaan di dalam negeri juga akan terkerek pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena pasar kain dan aktivitas pusat perbelanjaan sudah mulai dibuka.
Kebutuhan seragam sekolah juga berpotensi meningkat seiring dengan adanya rencana agar anak sekolah kembali masuk sekolah. Hal-hal tersebut akan memberikan dampak positif pada permintaan di industri TPT yang mulai beroperasi penuh.
Pada perkembangan lain, pembahasan pemberlakuan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) atau safeguard terhadap produk garmen dikatakan hampir menuju tahapan finalisasi.
Negosiasi kemitraan ekonomi komprehensif dengan negara Teluk Persia yakni Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA) resmi dimulai Kamis (2/9/2021).
Kesepakatannya telah diteken oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Minister of State for Foreign Trade UAE Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Bogor, Jawa Barat.
I-UAE CEPA digadang-gadang bakal menjadi katalis pendongkrak ekspor produk bernilai tambah nasional.
Melalui kesepakatan bilateral tersebut, Indonesia membidik kenaikan ekspor produk bernilai tambah, bukan komoditas. Salah satu produk yang hendak dipacu melalui pakta tersebut adalah otomotif. Mendag berharap mobil Indonesia akan merajai pasar Uni Emirat Arab.
Selain otomotif, beberapa komoditas yang akan didorong ekspornya melalui I-UAE CEPA a.l. perhiasan dan emas, baja nirkarat, serta produk aluminium dan aluminia.
Pasar modal Indonesia bakal kedatangan lima emiten pendatang baru yang akan makin meramaikan transaksi di pasar saham pekan depan.
Kelima emiten tersebut yaitu, PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT), PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), dan PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA).
Kemudian ada PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) dan PT Global Sukses Solusi Tbk. (RUNS).
Emiten yang akan melantai di bursa pekan depan merupakan bagian dari grup usaha yang cukup besar. CMNT, misalnya, merupakan bagian dari KPN Group yang didirikan oleh keluarga konglomerat Martua Sitorus. Sementara itu, GTSI merupakan bagian dari Grup Humpuss, sedangkan RUNS bagian dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.