Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Sekuritas: IHSG Bisa di Zona Merah, Cek PGAS, ITMG & BTPS

Pilarmas Sekuritas merekomendasikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan support dan resisten 1.005-1.075.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi cenderung tertahan di zona merah pada perdagangan hari ini

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, berdasarkan analisa teknikal, saat ini pihaknya melihat IHSG punya peluang bergerak melemah terbatas pada level 6.023– 6.169.

“Perekonomian yang masih rapuh mungkin akan menjadi pemberat bagi IHSG untuk mengalami penguatan. Kalaupun penguatan itu ada, mungkin akan tipis. Hati hati, cermati setiap sentimen yang terjadi hari ini,” jelas Nico dalam riset harian, Kamis (2/9/2021).

Hari ini, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan investor mencermati saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan support dan resisten 1.005-1.075. Lalu saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) pada 15.560-17.250, dan saham PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS) 2.650-3.090.

Penguatan harga minyak di sektor komoditas, kata Nico, ternyata mencuri perhatian pelaku pasar, di mana hambatan dari Badai Ida dan juga kebijakan pembatasan produksi OPEC+ mengiringi laju harga minyak dunia.

Menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS, sekitar 94 persen dari produksi minyak dan gas telah ditutup pada 31 Agustus 2021. Produsen minyak dan gas, serta kilang yang menjadi bahan bakar AS, terkena dampak operasi setelah berlalunya Badai Ida dan terpaksa menghentikan produksi.

Setidaknya 2 juta barel per hari kapasitas penyulingan minyak dipengaruhi oleh pola cuaca yang memutus aliran listrik di Louisiana, AS dan meninggalkan setidaknya satu fasilitas dalam genangan air. Hal tersebut ikut menaikkan harga minyak yang diproyeksikan akan kembali berada di atas US$ 70 per barrel.

“Pergerakan harga CPO saat ini masih mengalami penurunan dari harga tertingginya pada 12 Agustus di 4.560. Sehingga kami menilai hambatan tersebut juga dapat mempengaruhi harga CPO dalam beberapa pekan ke depan,” kata Nico

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper