Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia menilai suku bunga Bank Indonesia yang rendah menjadi pemanis bagi korporasi menerbitkan surat utang.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menilai ini adalah momentum bagi perusahaan dalam menerbitkan surat utang.
“Pemanfaatan momentum suku bunga BI rate yang relatif rendah dan stabil sejak Februari 2021, yaitu 3,5 persen menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan refinancing,” katanya dikutip Minggu (29/8/2021).
Penggunaan dana atas penerbitan obligasi dan sukuk antara lain ditujukan untuk modal kerja, ekspansi usaha, refinancing maupun kombinasi atas tujuan tersebut.
“Kami yakin bahwa perusahaan tentunya telah mempertimbangkan secara matang dari berbagai aspek dalam menentukan penggunaan dana obligasi maupun sukuk,” katanya.
Dia juga menambahkan saat ini tren penerbitan surat utang korporasi sebagian besar menggunakan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Menurutnya skema PUB relatif lebih cepat proses nya dan menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menyelaraskan momentum di pasar modal.
Baca Juga
Nyoman menambahkan pencatatan obligasi dan sukuk berpotensi lebih dari 84 emisi yang diterbitkan oleh 58 emiten pada 2021.
“Sepanjang tahun, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang berpotensi untuk diterbitkan ada sekitar Rp82,9 triliun, termasuk obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di BEI,” katanya belum lama ini.
Nyoman mengatakan jumlah obligasi dan sukuk korporasi yang ada di pipeline BEI berjumlah 29 emisi yang akan diterbitkan oleh 20 perusahaan per 27 Agustus 2021. Menurutnya, penerbitan obligasi dan sukuk bisa menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan yang ingin memperoleh pendanaan melalui pasar modal.
BEI, lanjutnya, akan terus mendukung perusahaan-perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal. Termasuk melalui penerbitan surat utang obligasi atau sukuk.