Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Naik Jelang Pidato Ketua the Fed

Sebelumnya S&P 500 dan Nasdaq 100 terkoreksi setelah ada korban sipil dilaporkan dari ledakan di luar bandara Kabul, Afghanistan yang meningkatkan ketegangan saat militer AS mengevakuasi daerah tersebut.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020). /Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020). /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka naik tipis pada perdagangan Jumat pagi (27/8) waktu setempat, seiring investor memantau pertemuan tingkat tinggi Federal Reserve (Fed).

Sesaat setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 90,52 poin atau 0,26 persen menjadi 35.303,64. Indeks S&P 500 bertambah 12,16 poin atau 0,27 persen menjadi 4.482,16. Indeks Komposit Nasdaq menanjak 30,56 poin atau 0,20 persen menjadi 14.976,37.

Delapan dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 menguat pada perdagangan pagi dengan sektor energi naik lebih dari dua persen, memimpin keuntungan. Sedangkan perawatan kesehatan tergelincir 0,2 persen menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.

Investor menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell yang dijadwalkan berbicara pada pukul 10 pagi ET (14.00 GMT) hari Jumat di simposium ekonomi Jackson Hole tahunan Federal Reserve Bank of Kansas City.

"Dia (Powell) hampir dipastikan akan menyatakan arah kebijakan Fed, termasuk tapering QE (quantitative easing), namun sulit membayangkan bagaimana ia bisa mengumumkan tapering hari ini," kata Kepala Ekonom FHN Financial, Chris Low, dalam sebuah catatan.

Risalah pertemuan kebijakan Fed Juli yang dipublikasikan minggu lalu menunjukkan sebagian besar pejabat Fed setuju untuk mulai tapering pembelian aset tahun ini, jika ekonomi AS berkembang secara luas seperti yang telah mereka antisipasi.

Risalah juga mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Fed lainnya mengindikasikanpengurangan laju pembelian aset nampaknya menjadi tepat awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper