Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES : Hambatan Kinerja Ramayana (RALS) dan Hilirisasi CPO Mahkota Group (MGRO)

PPKM ketat sejak awal semester II/2021 membuat rejeki bisnis ritel Ramayana (RALS) terancam mampet.
Gerai Ramayana Prime, yang dikelola PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), di Cibubur./Bisnis-Novita Sari Simamora
Gerai Ramayana Prime, yang dikelola PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), di Cibubur./Bisnis-Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA — Perbaikan kinerja tahunan yang diidam-idamkan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) tampaknya tidak akan menjadi sesuatu yang mudah digapai. 

Pada paruh pertama, RALS sebenarnya mulai kembali membukukan perbaikan kinerja. Laba tahun berjalan mereka juga kembali naik.

Namun, penerapan PPKM yang berlarut-larut sejak awal paruh kedua tahun ini, membuat RALS mengalami penurunan jumlah pengunjung di gerai-gerainya lagi.

1. Goyahnya Asa Berlanjutnya Kinerja Positif Ramayana (RALS), Masih Layak Koleksi?

Isyarat hambatan makin kuat seiring data pertumbuhan penjualan ritel yang menunjukkan adanya penurunan 4,5 persen secara year-on-year (yoy) pada Juli. Selain itu, indeks keyakinan konsumen (IKK) di Indonesia pada Juli, juga turun ke bawah level optimis yakni 80,2 poin.

Harapan bukannya tidak ada. Adapun Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai peningkatan tetap bisa saja terjadi, terutama jika melihat data Indeks Penjualan Riil (IPR) yang membaik pada Agustus.

Pembahasan lebih lanjut dapat Anda baca di sini.

sawit
sawit

Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020)./ANTARA FOTO-Muhammad Bagus Khoirunas

 

2 Jurus Mahkota Group (MGRO) Pacu Hilirisasi CPO dan Ekspansi Pasar Ekspor

Fokus PT Mahkota Group Tbk (MGRO) pada hilirisasi produk CPO dan peningkatan ekspor mulai membuahkan hasil pada paruh pertama 2021. Manajemen MGRO pun optimistis dapat melanjutkan kinerja positif pada sisa tahun ini dengan strategi serupa.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2021, MGRO mencetak penjualan sebesar Rp2,65 triliun naik 107 persen year-on-year (yoy). Segmen penjualan minyak sawit menjadi kontributor terbesar dengan torehan Rp2,37 triliun atau naik 125 persen yoy.

Laba bersih yang dapat distribusikan ke pemilik entitas induk MGRO juga menyentuh Rp1,1 miliar. Jumlah itu berbalik dari posisi rugi bersih Rp33,3 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pembahasan lebih lanjut mengenai MGRO dapat Anda baca di sini.

ihsg
ihsg

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021)./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

 

3. Banjir Penipuan di Akun Grup Saham

Meningkatnya jumlah investor di pasar modal yang minim literasi bikin kejahatan dengan modus penipuan titip uang untuk belanja saham merebak. Makin banyak para pemula terjebak. Dana yang dititipkan dengan cara transfer tak bisa lagi dilacak.

Tak sedikit pula modus penipuan yang mengatakasnamakan diri sebagai sekuritas ternama. Belakangan, beberapa sekuritas seperti Kresna Sekuritas dan Trimegah Sekuritas juga sampai harus membuat imbauan kepada publik, seiring kemunculan grup dan komunitas telegram palsu yang mengatasnamakan mereka.

Bukan cuma uang, penipuan juga acap mengincar data pribadi para target. 

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan Sekar Putih Djarot mengharapkan masyarakat dapat mengenali modus penipuan investasi yang menggunakan pemalsuan nama entitas resmi, apalagi yang tengah marak mencatut nama sekuritas pasar modal.

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

summarecon
summarecon

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk. Adrianto P. Adhi didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

 

4. Summarecon (SMRA) Menjaga Asa di Sisa Tahun

Asa bangkit sektor properti di tengah pandemi juga sedang menyelimuti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA). Seperti kebanyakan kompetitor, pada paruh kedua tahun ini, SMRA bakal memaksimalkan adanya kebijakan suku bunga rendah dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah dari pemerintah.

"Ini luar biasa, sampai akhir 2021 kami masih memiliki potensi penjualan di sektor itu dengan stimulus. Bersyukur juga pemerintah juga telah memberikan pelonggaran PPKM, ini sangat membantu cashflow kami," kata Presiden Direktur SMRA Agung Adrianto P. Adhi dalam paparan publik, Selasa (24/8).

Perseroan makin percaya diri seiring realisasi pendapatan prapenjualan pada paruh pertama 2021, yang sudah berhasil mencapai 75 persen target sepanjang tahun. 

Pembahasan lebih lanjut dapat Anda baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper