Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk. (NICL) mencatatkan laba bersih sebesar Rp26,3 miliar pada semester I/2021.
NICL mampu membalikkan posisi rugi bersih sebesar Rp1,8 miliar pada tahun lalu menjadi laba Rp26,3 miliar pada paruh pertama tahun ini. Corporate Secretary PAM Mineral Suhartono mengatakan peningkatan kinerja ditunjang oleh kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga nikel.
Menurutnya selama semester I tahun ini, penjualan bijih nikel perseroan mengalami peningkatan yang signifikan dengan ditunjang oleh peningkatan harga komoditas nikel sepanjang semester I 2021.
Berdasarkan laporan keuangan Juni 2021, NICL mencatatkan pendapatan sebesar Rp148 miliar. Sementara pendapatan perseroan pada sepanjang tahun 2020 sebesar Rp188 miliar.
“Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2020, pada semester I tahun ini, kami telah mencapai 79 persen dari penjualan tahun lalu. Kami sangat optimis penjualan tahun 2021 ini akan jauh diatas penjualan yang telah dicapai Perseroan tahun lalu” katanya pada keterangan resmi Selasa (24/8/2021).
Suhartono menambahkan posisi keuangan NICL masih sangat solid. Pada sisi ekuitas mengalami kenaikan yang signifikan dari sebelumnya sebesar Rp106,7 miliar naik menjadi Rp133,1 miliar atau naik sebesar 25 persen year to date.
Baca Juga
Adapun total aset perseroan sebesar Rp177 miliar per Juni 2021 relatif lebih rendah dari total aset pada Desember 2020 yaitu sebesar Rp189,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7 persen ytd.
Namun di sisi lain penurunan aset tersebut bersamaan dengan penurunan utang dari Rp.82,9 miliar pada Desember 2020 menjadi sebesar Rp43,9 miliar per Juni 2021.
“Dari sisi neraca, struktur permodalan kami sangat solid dan didukung oleh pertumbuhan laba yang tinggi. Kami yakin dapat terus bertumbuh di masa yang akan datang” ungkapnya.
Suhartono optimistis prospek industri nikel dalam beberapa tahun ke depan masih sangat menarik. Sebab, kebutuhan bijih nikel dunia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya industri baterai untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di seluruh dunia.
Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu produsen bijih nikel tentunya sangat diuntungkan dalam bisnis ini. Oleh karena itu, manajemen NICL juga sangat optimis untuk mencapai target pertumbuhan penjualan di 2021.