Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mengungkapkan pihaknya lebih memilih untuk mengembangkan lahan-lahan yang dimiliki perusahaan ketimbang masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara.
Direktur Utama Mahkota Group Usli Sarsi menyebutkan pihaknya saat ini belum memiliki rencana tertentu untuk masuk ke KEK Sei Mangkei.
“KEK ini memang masih dibahas apakah potensial atau tidak untuk kita,” jelasnya dalam wawancara ekslusif dengan Bisnis Indonesia pada pekan ini.
Menurutnya, perusahaan masih fokus untuk mengembangkan hilirisasi industri CPO yang saat ini sudah mampu memproduksi refined, bleached and deodorized palm oil (RBDPO).
Selain itu, perusahaan juga telah memiliki beberapa lahan strategis yang dekat dengan pelabuhan untuk memudahkan proses logistik. Lahan-lahan tersebut tersebar pada beberapa lokasi seperti di Dumai dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau serta Provinsi Sumatera Selatan.
“Lahan-lahan ini yang akan kami fungsikan dulu, karena tidak perlu beli tanah lagi dan tinggal membangun, berbeda dengan di KEK,” urainya.
Baca Juga
Usli menambahkan, pihaknya juga akan terus mengembangkan sektor hulu CPO dalam waktu 1 – 2 tahun ke depan. Saat ini, perusahaan masih memiliki sejumlah lahan hak guna usaha (HGU) yang belum digunakan.
Berdasarkan profil di laman resmi Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Republik Indonesia, KEK Sei Mangkei yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara memiliki kegiatan utama berupa industri pengolahan kelapa sawit, pengolahan karet, pariwisata dan logistik.
“KEK Sei Mangkei difokuskan untuk menjadi pusat pengembangan industri kelapa sawit dan karet hilir berskala besar dan berkualitas internasional,” demikian kutipan pada laman tersebut.
Sebagai kawasan industri yang berada di sentra bahan baku berbasis agro dan dekat dengan Selat Malaka, KEK Sei Mangkei juga memiliki bisnis pendukung yaitu logistik dan pariwisata. Dengan total luas lahan sebesar 2.002,7 hektare, KEK Sei Mangkei terbuka akan potensi industri lainnya terutama di sektor hilir dengan nilai tambah yang tinggi.
KEK Sei Mangkei didukung dengan infrastruktur di dalam dan luar kawasan. Akses dari KEK Sei Mangkei ke jalan lintas Sumatera kurang lebih 10 km, jarak ke Pelabuhan Kuala Tanjung kurang lebih 40 km dan jarak ke Bandara Internasional Kualanamu kurang lebih 110 km.
KEK Sei Mangkei diproyeksikan dapat menarik total investasi sebesar Rp129 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 83.304 Orang pada tahun 2031.