Bisnis.com, JAKARTA - Sudah lima hari perdagangan sejak saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dibuka gemboknya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (12/8/2021), saham emiten milik Toto Sugiri dan Anthony Salim ini pun terus terkena auto reject bawah (ARB).
Saham emiten bersandi DCII ini terus dihantam kiri oleh para pemegang sahamnya termasuk pada perdagangan hari ini, Kamis (19/8/2021).
Berdasarkan data RTI, pada pembukaan perdagangan hari ini, belum 20 menit perdagangan bergulir, saham DCII sudah terkena auto rejection bawah turun 6,96 persen atau 3075 poin ke level Rp41.100.
Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp97,97 triliun dengan PER yang sangat tinggi 442.83 kali.
Adapun, sejak dibuka perdagangannya pada Kamis (12/8/2021) pekan lalu, saham DCII selalu terkena ARB dalam waktu kurang dari 1 jam perdagangan berlangsung.
Harga sahamnya sudah menukik 17.900 poin atau 30,33 persen dari harga saat saham DCII digembok oleh otoritas bursa yakni di level Rp59.000. Investor asing pun selama sepekan terakhir sudah net sell Rp4,78 juta.
Baca Juga
Sebelumnya, DCII kena suspensi di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan 17 Juni 2021 karena kenaikan harganya yang sangat fantastis.
Suspensi berakhir pada 12 Agustus 2021 sehingga saham DCII mulai bisa diperdagangkan, tetapi masuk dalam radar pemantauan BEI. Posisi terakhir harga DCII sempat menyentuh level Rp59.000.
BEI sebelumnya sempat menghentikan perdagangan saham DCII pada pertengahan Juni, dalam rangka cooling down setelah terjadi lonjakan harganya. Saham ini sempat menyentuh rekor tertinggi baru Rp60.300.
Lonjakan saham DCII terkait pembangunan kompleks hyperscale data center park dengan standar global bernama H2. Proyek ini disebut akan membawa dampak positif besar bagi pelaku bisnis di Indonesia dan akan menjadi kompleks data center terbesar di Asia Tenggara.