Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Delta Mengganas, Harga Minyak Terkerek Menyusul Penurunan Pasokan

American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa pasokan minyak AS berkurang 1,16 juta barel pada pekan lalu, termasuk adanya penarikan pasokan dari pusat penampungan utama di Cushing, Oklahoma.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia rebound setelah industri Amerika Serikat melaporkan adanya penurunan pasokan domestik, yang dipicu oleh kekhawatiran penyebaran Covid-19 varian Delta.

Harga minyak West Texas Intemediate (WTI) naik 0,3 persen setelah turun hampir 4 persen dalam empat hari belakangan dan menjadi penurunan terpanjang sejak Maret 2021.

American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa pasokan minyak AS berkurang 1,16 juta barel pada pekan lalu, termasuk adanya penarikan pasokan dari pusat penampungan utama di Cushing, Oklahoma.

Setelah melonjak pada semester I/2021 usai adanya program vaksinasi dan mendorong aktivitas perekonomian AS, reli harga minyak kembali tertekan dalam beberapa pekan terakhir, dengan data dari AS dan China menunjukkan pemulihan ekonominya mulai melmbat.

Hal ini membuat investor beralih dari aset berisiko dan membuat dolar AS terangkat. Sejak penutupan tertinggi sejak 2018 pada pertengahan Juli lalu, harga patokan minyak AS terus terkikis hingga lebih dari 10 persen.

“Pasar terlihat belum yakit terkait outlook minyak di tengah kenaikan kasus varian Delta,” kata Daniel Hynes, Senior Commodities Strategist di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, dilansir Bloomberg, Rabu (18/8/2021).

Lantaran kepercayaan pasar akan pemulihan permintaan masih belum pasti, harga diprediksi masih akan terus tertekan.

Berdasarkan data Bloomberg Rabu (18/8/2021), pukul 13.38 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman September naik 0,42 persen atau 0,28 poin ke US$66,97 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent tercatat naik 0,45 persen atau 0,31 poin ke US$69,34 per barel di perdagangan ICE.

API menyebutkan pada data Selasa (17/8/2021), penurunan pasokan di AS hampir mencapai 2 juta barel. Survei Bloomberg memprediksikan akan ada penarikan 1,5 juta barel dari holding dan penurunan pasokan hingga 2 juta barel.

Meskipun masih ada permasalahan terkait permintaan, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia memutuskan tetap melonggarkan penahanan produksi yang ditetapkan sejak awal pandemi. Kartel ini akan melebarkan produksinya hingga 400.000 barel per hari sepanjang Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper