Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom mengungkapkan lelang surat utang negara (SUN) yang akan dilaksanakan pada Rabu (18/8/2021) berpotensi kembali meningkat, setelah menembus rekor tertinggi sepanjang 2021 pada lelang 3 Agustus lalu.
Senior VP Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan potensi peningkatan permitaan, jika melihat sentimen global pada Jumat (13/8/2021) lalu.
“Sentimen yang meningkat di pasar global disebabkan oleh indikator keyakinan konsumen AS yang turun menjadi 70,2 dari sebelumnya 81,2,” kata Josua kepada Bisnis, Minggu (15/8/2021).
Penurunan indikator keyakinan konsumen AS tersebut menurutnya, mendorong turunnya imbal hasil atau yield US Treasury sebesar 8 bps ke level 1,28 persen.
Akibat tren penurunan tersebut, menurut Josua diperkirakan ikut menarik penurunan yield obligasi Indonesia pada Senin mendatang, sehingga berdampak pada kenaikan permintaan pada lelang yang akan dilaksanakan pada hari Rabu.
Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara Indoonesia seri acuan 10 tahun berada pada kisaran 6,44 persen.
Baca Juga
Tidak hanya sentimen global, Josua memaparkan bahwa rencana pemerintah untuk terus menerbitkan seri baru pada lelang mendatang akan ikut mengangkat penawaran yang masuk pada lelang SUN selanjutnya.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kementerian Keuangan mengeluarkan dua seri surat perbendaharaan baru yaitu SPN03211118, SPN12220819.
Sementara lima seri obligasi negara lainnya merupakan seri yang telah ada pada lelang sebelumnya yang terdiri dari FR0090, FR0091, FR0088, FR0092, dan FR0089.
Sebelumnya pada lelang SUN 3 Agustus 2021, pemerintah mencatatkan penawaran dengan rekor tertinggi sepanjang tahun 2021 yaitu sebesar Rp107,78 triliun yang juga merupakan jumlah penawaran kedua tertinggi selama lelang SUN berlangsung.
“Diperkirakan penawaran yang masuk akan berkisar antara Rp105 triliun - Rp110 triliun,” ujar Josua.