Bisnis.com, JAKARTA - Emiten barang konsumen PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. mampu mengerek bottom line hingga lebih dari 50 persen pada periode Januari - Juni 2021.
Kenaikan kinerja itu tak terlepas dari perbaikan daya beli masyarakat pada semester I/2021 ketika kasus positif Covid-19 sempat mereda di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham GOOD membukukan penjualan neto senilai Rp4,18 triliun atau naik 6,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,91 triliun.
Kenaikan pendapatan dan penurunan sejumlah beban membuat laba GOOD melesat 56,56 persen menjadi Rp201,98 miliar pada semester I/2021 dari sebelumnya Rp129,01 miliar pada semester I/2020.
Dilihat dari segmennya, penjualan makanan ringan terpantau masih mendominasi pendapatan perseroan senilai Rp3,63 triliun. Nilai tersebut naik 9,19 persen dibandingkan semester I/2020 senilai Rp3,33 triliun.
Sedangkan penjualan minuman naik 7,22 persen secara tahunan menjadi Rp546,23 miliar dan penjualan lain-lain naik 3,12 persen menjadi Rp76,58 miliar.
Baca Juga
Perseroan juga mendapat tambahan dari penghasilan operasional lainnya senilai Rp75,93 miliar pada semester I/2020 atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp47,45 miliar. Dengan kenaikan penjualan ekspor, selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan juga lebih tinggi menjadi Rp162,26 miliar pada paruh pertama 2021 dibandingkan sebelumnya Rp71,03 miliar.
Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan penjualan perseroan di pasar domestik naik 7 persen sedangkan di pasar ekspor naik 6,1 persen pada semester I/2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk pasar luar negeri, GOOD telah mengekspor produk-produknya ke lebih dari 20 negara dengan fokus di negara-negara Asean, China, dan India.
“Tingkat kepercayaan konsumen telah meningkat dan berbagai upaya stimulus dari pemerintah juga disambut baik oleh masyarakat meskipun kondisi pandemi masih berlangsung hingga saat ini," kata Paulus melalui siaran pers, Jumat (6/8/2021).