Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Investor Bakal Cermati Data Ekonomi

Investor akan mencermati data awal bulan di Asia, termasuk indeks kinerja manufaktur China, Jepang, dan Indonesia. Selanjutannya investor juga akan menanti data inflasi di Indonesia dengan ekspektasi melambat menjadi 1.3 persen pada Juli 2021 dari 1.33 persen.
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih terkonsolidasi dengan potensi melemah pada perdagangan hari ini, Senin (2/8/2021).

Pada Jumat (30/7/2021), IHSG ditutup di level 6069,84 turun 0,83 persen dari penutupan kemarin di level 6120,72. Adapun, kapitalisasi pasar sebesar Rp7259,09 triliun.

Sepanjang pekan lalu, indeks komposit melemah 0,52 persen dari level 6101,69 pada penutupan Jumat pekan sebelumnya. Adapun, kapitalisasi pasar sebesar Rp7.259,09 triliun.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan aksi konservatif Investor menyambut akhir bulan Juli 2021 dan menyambut data ekonomi awal bulan pada pekan ini menjadi salah satu faktor penggerak IHSG, di samping pergertakan bursa regional.

“Bursa Asia berpotensi bergerak stabil pada awal bulan Agustus 2021 karena investor menimbang pengetatan peraturan China atas berbagai industri dan terbukannya kembali kekhawatiran pada dampak gelombang Covid-19 varian delta,” tulis Lanjar dalam risetnya, Senin (2/8/2021).

Pada bulan Juli 2021 lalu, Lanjar mengungkapkan ekuitas global mengalami kenaikan beruntun terpanjang sejak tahun 2018 meskipun dengan kenaikan terlambat sejak enam bulan terakhir karena implikasi dari tindakan China dan kekhawatiran prospek ekonomi dengan faktor inflasi yang tinggi dan gelombang lanjutan Covid-19.

Investor akan mencermati data awal bulan di Asia, termasuk indeks kinerja manufaktur China, Jepang, dan Indonesia. Selanjutannya investor juga akan menanti data inflasi di Indonesia dengan ekspektasi melambat menjadi 1.3 persen pada Juli 2021 dari 1.33 persen.

“Secara sentimen, IHSG berpotensi bergerak tertahan menanti data indeks kinerja manufaktur dan inflasi bulan Juli 2021 yang diperkirakan lebih lambat dari sebelumnnya,” ungkap Lanjar.

Secara teknikal, Lanjar mengatakan pergerakan IHSG tengah pulled back upper bollinger bands dan membentuk double top jangka pendek dengan level resisten di sekitar 6.160.

Adapun saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal antara lain ASII, ADRO, BSDE, ICBP, MAIN, TINS, SMRA.

“Momentum bearish tersignal di indikator RSI dan Stochastic menjadi salah satu tekanan Investor untuk melakukan aksi jual di akhir bulan. Kondisi Indikator MACD sedikit berada pada area overvalue dengan divergence negatif pada histogram,” lanjutnya.

Sehingga secara teknikal, Lanjar memperkirakan IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi pada perdagangan selanjutnya menguji support Moving Average 20 hari yang berada di level 6.057 hingga support psikologis 6.000 pada skenario bearish lanjutan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper