Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika Energy (INDY) Cetak Pendapatan Rp18,56 Triliun pada Semester I/2021

Pendapatan tersebut naik 14,09 persen dari US$1,12 miliar pada periode semester I/2020.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT Indika Energy Tbk. berhasil mencetak kenaikan pendapatan menjadi setara Rp18,56 triliun dan berbalik untung pada semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Senin (2/8/2021), emiten berkode INDY ini mencetak pendapatan US$1,28 miliar setara Rp18,56 triliun (dengan kurs Rp14.500). Pendapatan tersebut naik 14,09 persen dari US$1,12 miliar pada periode semester I/2020.

Beban pokok kontrak dan penjualan perseroan juga meningkat menjadi US$993,87 juta dari posisi Rp954,64 juta. Beban lainnya dari beban keuangan dan perubahan nilai wajar utang perseroan turut meningkat.

Perseroan pun mencetak laba sebelum pajak US$101,72 juta dari posisi rugi sebelum pajak US$10,82 juta pada semester pertama tahun lalu.

Setelah dikurangi pajak per Juni 2021, Indika pun mencetak bottom line laba sebesar US$12 juta dari posisi rugi US$21,91 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan pada semester I/2021 ini turut meningkat menjadi US$2,7 miliar dibandingkan dengan US$2,62 miliar pada akhir tahun 2020.

Rinciannya, jumlah liabilitas lancar meningkat menjadi US$845,13 juta dari sebelumnya US$707,71 miliar. Sedangkan, liabilitas tidak lancar turun menjadi US$1,86 miliar dari US$1,91 miliar.

Adapun, ekuitas perseroan meningkat menjadi US$888,18 juta dari US$867,29 juta pada akhir tahun lalu. Posisi kas dan setara kas perseroan mengalami penurunan menjadi US$614,53 juta dari US$651,19 juta.

Sementara itu, total aset perseroan meningkat menjadi US$3,59 miliar pada 30 Juni 2021 dibandingkan dengan posisi US$3,49 miliar pada 31 Desember 2020.

Dengan rincian, turunnya jumlah aset tidak lancar menjadi US$2,05 miliar dari US$2,09 miliar. Sementara, jumlah aset tidak lancar meningkat menjadi US$1,53 miliar dari posisi US$1,39 miliar per akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper