Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. mengantongi total pendapatan US$353,07 juta hingga kuartal I/2021, turun 54,03 persen dibanding periode sama tahun lalu US$768,12 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, dikutip Minggu (1/8/2021), seiring anjloknya pendapatan, emiten berkode saham GIAA mencatatkan lonjakan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 219,86 persen menjadi US$384,34 juta pada kuartal I/2021, dibanding periode sama tahun lalu US$120,16 juta.
Terpangkasnya pendapatan GIAA dipicu oleh merosotnya penerbangan berjadwal 57,49 persen menjadi US$278,22 juta, dari US$654,52 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, penerbangan tidak berjadwal Garuda Indonesia mampu melonjak 329 persen menjadi US$22,78 juta, dari US$5,31 juta secara tahunan.
GIAA berhasil memangkas total beban usaha menjadi US$702,17 juta hingga akhir Maret 2021, dibanding periode sama tahun lalu US$945,70 juta.
Kemudian, total liabilitas per 31 Maret 2021 naik menjadi US$12,9 miliar, dari US$12,73 miliar per Desember 2020. Ekuitas perseroan tercatat negatif pada kuartal I/2021, yaitu US$2,32 miliar, dari negatif US$1,94 miliar pada 31 Desember 2020.
Baca Juga
GIAA mencatatkan kas bersih dari aktivitas operasi yakni negatif US$34,76 juta, sementara kas dari aktivitas investasi juga negatif US$98,12 juta, sedangkan kas dari aktivtas pendanaan sekitar US$100,90 juta. Alhasil, kas dan setara kas akhir periode Maret 2021 mencapai US$166,13 juta.