Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hermina (HEAL) Gencar Tambah RS dan Bed, Begini Rekomendasi Sahamnya

RS Hermina ebih agresif dibandingkan emiten sejenis dengan rencana ekspansinya menambah 4 rumah sakit baru dan 400 tempat tidur pada tahun ini.
RS Hermina Kemayoran./herminahospital.com
RS Hermina Kemayoran./herminahospital.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi sejumlah emiten kesehatan kian menarik diperhatikan, salah satunya PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang terus menambah kapasitas tempat tidur.

Di antara sesamanya, emiten bersandi saham HEAL ini lebih agresif dengan rencana ekspansinya menambah 4 rumah sakit baru dan 400 tempat tidur pada tahun ini.

Analis Sucor Sekuritas Jennifer Widjaja mengekspekasi pendapatan perseroan akan bertumbuh dengan cepat hingga 67 persen pada akhir tahun 2021 ini, dan menutupi margin ekspansinya.

"Dari sisi valuasi masih atraktif di level 8,6 kali EV/EBITDA pada tahun penuh 2021, sangat diskon jika dibandingkan sesama emiten rumah sakit lainnya," paparnya dalam riset yang dikutip Selasa (27/7/2021).

Menurut Jennifer, HEAL menjadi emiten rumah sakit dengan pertumbuhan tercepat jika dibandingkan dengan pemain lainnya.

Hal ini karena partisipasi yang lebih tinggi terhadap program JKN dan rencana ekspansi yang lebih agresif. HEAL berhasil tumbuh lebih cepat dengan CAGR pendapatannya tumbuh 18,6 persen dari 2016-2020, dua kali lipat dibandingkan MIKA dan SILO.

"Kami mengharapkan pendapatan HEAL bertumbuh 67 persen tahun ini mencapai Rp790 miliar didukung oleh profitabilitas yang lebih tinggi, terutama dari efisiensi dan skalanya," urainya.

Selain itu, kontribusi dari kasus Covid-19 yang memberikan margin lebih tinggi pun akan turut memengaruhi kenaikan pendapatan perseroan. Apalagi, kasus Covid-19 terus meningkat sejak Juli 2021.

Di sisi lain, EBITDA diperkirakan lebih tinggi mencapai Rp1,9 triliun atau naik 51,4 persen secara tahunan dengan EBITDA margin meningkat menjadi 34,4 persen pada 2021.

"Sucor Sekuritas merekomendasikan beli terhadap saham HEAL dengan target Rp6.800 per sahamnya, yang mencerminkan EV/EBITDA 11,2 kali. HEAL menjadi top pick, dengan pertumbuhan pasien yang kuat didukung program JKN dan ekspektasi profitabilitas yang meningkat," paparnya.

Lebih lanjut, selama pandemi Covid-19, HEAL telah secara konsisten memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan emiten ruma sakit lainnya, dengan trafik pasien Covid-19 dan alokasi tempat tidur yang lebih banyak.

HEAL mengelola 41 rumah sakit dengan ketersediaan 5.277 tempat tidur hingga Maret 2021. Memulai sebagai rumah sakit kehamilan dengan spesialisasi ibu dan anak dan mulai mengadopsi layanan Jaminan Kesehatan Negara (JKN) dan dapat 100 persen dilakukan di seluruh jaringan rumah sakitnya.

Guna mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, HEAL melakukan sejumlah langkah mulai dari penambahan tempat tidur hingga berpartisipasi dalam vaksinasi Gotong Royong.

Managing Director, Finance and Strategic Development Medikaloka Hermina Aristo Setiawidjaja menerangkan di situasi lonjakan kasus Covid-19 ini membuat masyarakat kesulitan mendapatkan tempat tidur di Rumah Sakit.

"Tempat tidur itu ada meski setiap hari harus atur pasien yang dikeluarkan dan yang diterima, mengenai pasien yang boleh dikeluarkan ini sekarang memang lebih fokus hasil lab dan CT Scan, karena menjadi negatif pakai PCR bisa memakan waktu cukup lama," terangnya.

Sementara itu, pasien yang masuk dijaring berdasarkan gejala sedang dan berat, sehingga ada pasien prioritas dan terjadi daftar tunggu pada sejumlah rumah sakitnya.

Emiten bersandi HEAL ini juga menambah kapasitas tempat tidur khusus Covid-19 yang sejak Juni 2021 disiapkan 1.500 tempat tidur ditambah 800 tempat tidur menjadi 2.300 tempat tidur.

"Kami juga masih dalam skenario melakukan penambahan lebih lanjut mengingat kebutuhan masyarakat meningkat terus, karena bagi kami ini adalah kebutuhan kemanusiaan," urainya.

Di sisi lain, guna mencapai kekebalan kelompok, Hermina turut serta dalam program vaksinasi pemerintah. Hermina membantu 1 juta vaksinasi untuk seluruh tenaga kesehatan perseroan dan vaksinasi lansia.

Setelah itu, sekitar Juni 2021, vaksin Gotong Royong dimulai, perusahaan menanggung biaya vaksinasi pegawai dan keluarga pegawai.

"Kami berpartisipasi dengan vaksin Sinopharm ini, dengan begitu Hermina tidak bisa partisipasi program vaksin pemerintah lagi karena dilakukan separasi faskes vaksin gotong royong dan yang melakukan vaksinasi pemerintah," paparnya.

Saat ini terang Aristo, total EBITDA perseroan lebih dari Rp1,4 triliun. Perseroan juga melakukan partnership dengan dokter spesialis sehingga para dokter ini memiliki saham minoritas di setiap rumah sakit.

Hal ini guna membantu menarik dan mempertahankan dokter berkualitas dan mendukung rencana pengembangan HEAL di masa mendatang.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper