Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (20/7/2021).
Mengutip Antara, Rabu (21/7/2021), greenback terangkat upaya pelarian ke aset-aset yang lebih aman, karena investor tetap cemas tentang varian delta virus corona yang menyebar cepat sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan global.
Mata uang komoditas terkait dengan selera risiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru tertekan, karena investor memilih strategi aman atau tetap di luar pasar di tengah kekhawatiran baru tentang varian delta.
Infeksi di AS telah melonjak, terutama di daerah di mana vaksinasi tertinggal.
Dolar AS naik ketika diferensial imbal hasil telah bergerak berlawanan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun ke level terendah lima bulan di bawah 1,20 persen pada Senin (19/7/2021) di tengah skeptisisme baru tentang rebound ekonomi yang kuat dari pandemi.
"Pergeseran ekspektasi tingkat pertumbuhan relatif melemahkan arus modal keluar dari AS dan meningkatkan daya tarik investasi berdenominasi dolar," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.
Baca Juga
Pada saat yang sama, tambahnya, pelonggaran posisi spekulatif memaksa tekanan jual di pasar valas sehingga mendorong dolar naik.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar, ukuran nilainya terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,1 persen menjadi 92,961, setelah mencapai tertinggi tiga bulan di 93,161 di awal sesi.
Data menunjukkan pembangunan perumahan baru AS naik 6,3 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,643 juta unit bulan lalu memiliki sedikit reaksi dari pasar valas.
"Saya percaya penguatan safe-haven dalam dolar pantas, mengingat kemajuan global telah menjadi lesu seperti apa yang tampak di kuartal pertama, jadi sekarang semua penilaian dan ekspektasi tinggi untuk pertumbuhan menjadi dipertanyakan," kata Juan Perez, ahli strategi valas dan pedagang Tempus Inc di Washington.
Dalam mata uang lain, euro melemah 0,2 persen menjadi US$1,1780, setelah merosot ke US$1,1755 terendah sejak awal April menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis (22/7/2021).
Pound Inggris juga termasuk di antara top losers, dengan mata uang tersebut turun 0,4 persen menjadi US$1,3607, dirusak oleh lonjakan infeksi corona di Inggris.
Dolar Australia turun ke level terendah sejak akhir November dan terakhir melemah 0,2 persen pada US$0,7331.
Kerugian Australia berbasis luas karena risalah pertemuan kebijakan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, bulan ini dilihat oleh beberapa ekonom sebagai tanda bahwa bank sentral dapat membalikkan keputusan untuk mengurangi stimulus.
Di pasar mata uang kripto, Bitcoin merosot ke level US$29.296,39, level yang tidak terlihat sejak 22 Juni. Terakhir jatuh 3,4 persen pada US$29.779. Rivalnya Ether turun 1,5 persen menjadi US$1.789,32.