Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak dibuka pada zona merah, mulai turun dari rekor tertingginya di tengah meningkatnya kecemasan pelaku pasar terhadap penyebaran Covid-19 varian delta.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (8/7/2021), Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 1,10 persen ke level 34.300,95, S&P 500 tergelincir 1,27 persen ke posisi 4.302,65, dan Nasdaq turun 1,58 persen ke level 14.432,70.
S&P 500 akhirnya turun lebih dari 1 persen setelah mencapai level penutupan tertinggi sepanjang masa dalam delapan dari sembilan sesi perdagangan terakhir. Pelemahan juga dialami indeks saham acuan di Eropa dan Asia.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 30-tahun turun di bawah 1,90 persen untuk pertama kalinya sejak Februari karena ekspektasi inflasi mereda.
Pelaku pasar sedang gelisah mengenai penyebaran cepat dari varian delta yang berpotensi memukul kembali pertumbuhan ekonomi dan prospek normalisasi bank sentral.
"Banyak saham yang lebih maju, terutama di sektor energi dan keuangan. Investor harus berhati-hati untuk memisahkan ekonomi dari pasar saham,” kata Chris Grisanti, Kepala Strategi Ekuitas MAI Capital Management.
Baca Juga
Rencana stimulus bank sentral The Fed tetap penting untuk prospek pasar. Ketika pejabat The Fed mempertimbangkan jadwal untuk mengurangi US$120 miliar dalam pembelian obligasi bulanan, Bank Sentral Eropa siap untuk memperpanjang kebijakan moneter ultra-longgar.
Dalam kulminasi dari tinjauan 18 bulan yang diterbitkan Kamis (8/7/2021), pembuat kebijakan ECB menaikkan target inflasi mereka menjadi 2 persen.
“Pesan yang dikirim pasar adalah bahwa situasi ekonomi tidak cukup kuat untuk menarik kembali stimulus dan memulai proses pengurangan, seperti yang telah diisyaratkan Fed," kata Ricardo Gil, Kepala Alokasi Aset Trea Asset Management di Madrid.
Pada pasar komoditas, harga minyak turun karena investor menunggu sinyal lebih lanjut dari aliansi OPEC+ mengenai rencana produksi. Sementara itu, jumlah kematian global pandemi telah melampaui 4 juta ketika varian delta menyebar, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak agar pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia dilakukan dengan hati-hati.