Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Kian Berkilau, Imbas Berlanjutnya Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bertambah lagi US$7,90 atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada US$1.802,10 per ounce, mencatat kenaikan untuk hari kelima berturut-turut terutama didukung oleh mundurnya imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas semakin berkilau, menguat lagi di atas level psikologis 1.800 dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Kenaikan ini didorong berlanjutnya penurunan imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve Juni menunjukkan para pejabat merasa target "kemajuan substansial" pada pemulihan ekonomi belum terpenuhi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bertambah lagi US$7,90 atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada US$1.802,10 per ounce, mencatat kenaikan untuk hari kelima berturut-turut terutama didukung oleh mundurnya imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Sehari sebelumnya, Selasa (6/7/2021), emas berjangka melonjak US$10,9 atau 0,61 persen menjadi US$1.794,20, setelah terangkat US$6,5 atau 0,37 persen menjadi US$1.783,30 pada Jumat (2/7/2021), dan bertambah dua hari sebelumnya masing-masing US$5,2 dan US$8,0.

Bursa Comex tutup pada Senin (5/7/2021) karena libur umum untuk memperingati hari Kemerdekaan Amerika Serikat.

Emas berhasil diperdagangkan di atas level psikologis US$1.800. "Ini karena risalah secara luas sejalan dengan ekspektasi pasar, daripada menghadirkan kejutan hawkish tambahan," kata Suki Cooper, seorang analis di Standard Chartered.

"Ambang batas untuk tapering (pengurangan pembelian obligasi) belum terpenuhi dan kenaikan inflasi sebagian besar mencerminkan faktor sementara. Selain itu pelemahan yang dihasilkan dalam imbal hasil (obligasi) telah berkontribusi pada kenaikan emas," Cooper menambahkan.

Para pejabat The Fed bulan lalu merasa bahwa kemajuan substansial lebih lanjut pada pemulihan ekonomi secara umum terlihat belum terpenuhi, meskipun para peserta memperkirakan kemajuan akan berlanjut. Kecenderungan hawkish yang mengejutkan oleh bank sentral AS bulan lalu menyebabkan emas merosot 7,0 persen pada Juni.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemeruntah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level terendah dalam lebih dari empat bulan. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga.

"Meningkatnya ketidakpastian seputar kebijakan moneter, inflasi, dan meningkatnya risiko volatilitas pasar ekuitas akan mendukung permintaan safe-haven emas," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

“Bank-bank sentral telah meningkatkan pembelian emas dalam beberapa bulan terakhir, mengimbangi beberapa kerugian permintaan fisik pada kuartal kedua 2021.”

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (7/7/2021) bahwa lowongan pekerjaan AS naik ke rekor tertinggi 9,21 juta pada Mei, naik dari 9,19 juta yang direvisi turun pada April, membatasi kenaikan emas lebih lanjut.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 4,5 sen atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada US$26,129 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$2,1 atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada US$1,081,9 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper