Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terus merangkak dan tembus ke atas US$1.800 per troi ons seiring dengan penantian investor akan risalah kebijakan moneter Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Mengutip Bloomberg pada Selasa (6/7/2021), harga emas Comex kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 1,29 persen menjadi US$1.806 per troi ons. Sementara itu, harga emas spot naik 0,77 persen menjadi US$1.805 per troi ons.
Sementara harga perak, platinum, dan paladium ikut terkerek, indeks dolar AS terpantau turun 0,2 persen.
Adapun, harga logam mulia terpantau berada di tren positif sejak awal Juli dan hampir menyentuh level harga tertinggi dalam dua pekan pada Senin (5/7/2021).
Harga emas naik di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju namun masih terdapat kekhawatiran karena tingkat pengangguran meningkat di Amerika Serikat.
Data pengangguran yang belum memuaskan tersebut membuat pelaku pasar berspekulasi kebijakan Bank Sentral AS belum akan berubah menjadi hawkish dalam waktu dekat.
Baca Juga
“Menurut saya, kenaikan baru-baru ini hanya teknikal untuk emas karena sudah turun banyak pada Juni,” kata Ekonom OCBC Howi Lee, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/7/2021).
Bulan Juni telah menjadi periode terburuk bagi harga emas sejak akhir 2016 karena investor melihat pemerintah berpotensi mengurangi stimulus pandemi. Hal itu membuat dolar dan yield Treasury AS menguat dan melemahkan emas.
Lee memperkirakan harga emas sepertinya tidak akan lama bertahan di atas US$1.800 walaupun data makroekonomi yang belum terlalu kuat dapat mendorong harga emas lebih tinggi.
Lebih lanjut, The Fed akan merilis risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juni 2021 pada Rabu (7/7/2021). Risalah tersebut akan memberikan pedoman mengenai kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan bakal lebih cepat.