Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Memanas Setelah Cadangan AS Menyusut

Salah satu sentimen positif yang mendorong penguatan harga minyak adalah berkurangnya jumlah cadangan minyak mentah AS yang menyusut 8,15 juta barel pada pekan lalu.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia bergerak menuju level terbaiknya selama 1 semester sejak 2009 lalu. Hal ini didorong oleh kenaikan konsumsi minyak di tengah pandemi virus corona jelang pertemuan OPEC+ yang akan membahas penambahan pasokan.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (30/6/2021), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat terpantau naik hingga 0,8 persen pada US$73,56 per barel. Sementara itu, minyak jenis Brent kontrak Agustus 2021 terpantau menguat 0,5 persen pada posisi US$75,14 per barel.

Kenaikan tersebut membawa harga minyak menguat lebih dari 50 persen secara year to date (ytd). 

Salah satu sentimen positif yang mendorong penguatan harga minyak adalah berkurangnya jumlah cadangan minyak AS. American Petroleum Institute (API) melaporkan jumlah cadangan minyak mentah AS menyusut 8,15 juta barel pada pekan lalu.

Penurunan tersebut akan menjadi angka terbesar sejak Januari 2021 bila terkonfirmasi oleh rilis data dari Energy Information Administration (EIA) pada Rabu waktu setempat. Survey Bloomberg memperkirakan rerata penurunan persediaan minyak pada level 3,85 juta barel.

Penyusutan jumlah cadangan ini akan menjadi katalis positif jelang pertemuan bulanan OPEC+ yang berencana menambah produksi minyak harian pada Agustus mendatang. Sejumlah negara anggota aliansi tersebut masih enggan menambah pasokannya seiring dengan lonjakan kasus positif virus corona di sejumlah wilayah.

Pemulihan konsumsi di negara seperti AS dan China memicu peningkatan permintaan bahan bakar dan mendorong minyak mencatatkan harga tertingginya sejak Oktober 2018. OPEC+ memprediksi pasar minyak akan tetap mengalami defisit pada tahun ini apabila tidak melakukan penambahan produksi.

Howie Lee, Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp memperkirakan tingkat konsumsi minyak masih akan berada jauh di atas level produksi dalam jangka pendek. Hal tersebut didorong oleh vaksinasi virus corona yang terus berjalan.

“Semakin banyak masyarakat yang divaksin, kekhawatiran terhadap permintaan minyak juga akan semakin berkurang,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper