Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang tahun 2021, beberapa emiten melakukan aksi korporasi dengan melakukan ekspansi anorganik melalui akuisisi perusahaan lain. Namun apakah aksi tersebut berdampak positif bagi perseroan?
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengungkapkan pada umumnya ekspansi anorganik melalui akuisisi merupakan hal yang positif bagi suatu emiten. Akan tetapi perlu memperhatikan beberapa hal.
“Misalnya, bagaimana akuisisi itu dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan maupun bottom line emiten,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (28/6/2021).
Selain itu imbuh Anggaraksa, investor juga perlu mencermati apakah akuisisi dilakukan pada valuasi harga yang wajar.
Informasi tersebut menurutnya cukup penting agar investor dapat mendapat gambaran apakah akuisisi tersebut akan menguntungkan bagi seluruh pemegang saham atau malah hanya untuk suatu grup atau afiliasi tertentu saja.
Berkaitan dengan aksi anorganik tersebut tidak sedikit perseroan mengambil pendanaan dari kasi perseroan yang menurut Anggaraksa juga dapat memberikan sinyal positif.
Baca Juga
“Pendanaan akuisisi dari sumber kas internal dapat memberikan sinyal positif, dikarenakan tidak akan menyebabkan tingkat hutang (leverage) menjadi naik,” jelas Anggaraksa.
Hal tersebut tentu perlu disertai dengan perhitungan yang cermat agar tidak mengganggu likuiditas emiten.
Di sisi lain, dia mengungkapkan penggunaan kas internal juga dapat berpotensi untuk mengurangi porsi dividen dalam jangka pendek. Dampak tersebut menurutnya juga tergantung dari bagaimana kebijakan emiten dalam menggunakan sumber kas untuk menghasilkan keuntungan yang optimal.
Bisnis mencatat, setidaknya lima emiten sepanjang tahun ini telah melakukan ekspansi anorganik melalui akuisisi. Lima perseroan tersebut adalah ENRG, INDY, IPTV, TCID, dan PYFA.
Emiten eksplorasi minyak dan gas PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) misalnya telah mengakuisisi 25 persen total saham Energi Mega Pratama Inc. senilai Rp44,37 miliar dari dana rights issue.
Emiten farmasi PT Priyadam Farma Tbk. (PYFA) bahkan mengakuisisi 10 persen saham empat perusahaan di sektor kesehatan. Perusahaan tersebut adalah PT E-Tirta Medical Center, PT Fullerton Health Indonesia, PT Global Assistance and Healthcare dan PT Global Asistensi Medika.
Akuisisi 10 persen saham tersebut dilakukan oleh anak perusahaan yaitu PT Pyfa Investama Medika. Aksi anorganik tersebut bernilai transaksi Rp25,85 miliar, sehingga dalam laporan keuangan perseroan terdapat perubahan komposisi nilai laba (rugi) yang diatribusikan kepada perseroan.