Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Smelter Bareng China, Ini Target Vale (INCO) 6 Bulan ke Depan

Selama enam bulan ke depan, INCO akan menyelesaikan definitive agreement dengan mitra strategis proyek smelter dan mulai menjajaki proses pendanaan serta kajian teknis yang diperlukan.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menargetkan perjanjian kerja sama bangun smelter menjadi definitive agreement dengan dua mitranya yang berasal dari China dapat selesai dalam 6 bulan.

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan untuk smelter Bahodopi, Sulawesi Tengah akan segera terselesaikan perjanjian kerja samanya.

"Dalam 6 bulan ke depan kami akan menyelesaikan definitive agreement, mulai menjajaki proses lending dan juga kajian teknis yang diperlukan. Setelah itu dua belah pihak akan duduk bersama untuk mengambil final investment decision," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (27/6/2021).

Jika berjalan lancar, setelah itu baru perusahaan patungan akan memulai konstruksi yang akan memakan waktu kurang lebih 24-36 bulan.

Lebih lanjut, terkait dampak pembangunan smelter terhadap pendapatan perseroan, dia belum bisa memastikan karena harus menantikan hasil diskusi dengan mitra.

"Harapan kami tentu saja akan memberikan kontribusi positif buat pendapatan perseroan ke depan," katanya.

Emiten bersandi INCO ini bersama dua mitra kerja, Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai), resmi tanda tangani perjanjian untuk fasilitas pengolahan nikel Bahodopi.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Febriany Eddy, CEO Vale Indonesia di Jakarta, Wei Chengwen, Presiden Taigang dan Wang Wenlong Ketua Xinhai Technology di Shanghai.

Tanda tangan ini disaksikan baik langsung maupun online oleh Eduardo Bartolomeo, CEO Vale, Chen Derong, Ketua China Baowu, Wang Wenguang, Ketua Dewan Xinhai Technology dan Mark Travers, Presiden Komisaris Vale Indonesia, dan Wakil Presiden Eksekutif untuk Base Metals dengan Vale.

Dalam Perjanjian Kerangka Kerjasama ini, INCO, Taigang dan Xinhai telah menyepakati secara prinsip hal-hal utama terkait proyek tersebut.

"INCO, Taigang dan Xinhai akan membentuk perusahaan patungan [JV Company] untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah," jelas Chief Executive Officer Vale Indonesia Febriany Eddy, Kamis (24/6/2021).

Perusahaan patungan akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Selain itu, semua Pihak menyetujui bahwa INCO akan memiliki 49 persen saham JV Co dan mitra akan memiliki 51 persen saham. Di sisi lain, Vale Indonesia juga tengah mengerjakan proyek pengembangan smelter di wilayah Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

"Selain, project Bahodopi kita juga sedang menyelesaikan persyaratan FID untuk proyek Pomalaa. Intinya ini joint venture dengan Sumitomo untuk membangun smelter high pressure acid leach [HPAL] di Pomalaa," papar Bernardus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper