Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi dan Bank Mini Kerek Indeks SMC

Hingga akhir perdagangan Kamis (24/6/2021), indeks IDX SMC Composite mencetak penguatan 8,56 persen secara year to date (ytd).
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja moncer sejumlah saham bank mini dan saham terkait teknologi membawa indeks IDX SMC Composite mencatat rapor hijau di tengah tekanan pasar sepanjang tahun berjalan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, per penutupan Kamis (24/6/2021) indeks IDX SMC Composite mencetak penguatan 8,56 persen secara year to date (ytd). Dalam periode yang sama, IHSG hanya mampu menguat 0,55 persen, sedangkan LQ45 dan IDX30 kompak terkoreksi -8,58 persen dan -9,29 persen.

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan pada dasarnya saham-saham lapis kedua dan ketiga akan selalu memiliki pergerakan yang lebih lincah dibandingkan saham berkapitalisasi jumbo.

Dia mencontohkan, di paruh pertama tahun ini saham-saham bank mini menjadi penggerak kinerja sektor perbankan seiring dengan rencana masing-masing perseroan terkait bank digital.

“Saham-saham bank mini yang terangkat sentimen rencana bank digital mengalahkan pergerakan saham bank besar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/6/2021)

Berdasarkan pantauan BIsnis, salah satu saham bank mini yang belakangan kerap mencuat adalah saham bank milik Grup MNC, PT Bank MNC International Tbk. (BABP). 

BABP telah menguat 540,00 persen secara ytd, salah satunya terkerek rencana perseroan meluncurkan aplikasi bank digital bernama Motion. Kehadiran para influencer saham di jajaran pemegang saham juga menjadi bahan bakar tersendiri bagi BABP.

Selain saham-saham bank mini, Anggarksa menyebut saham-saham terkait teknologi dan komunikasi juga ikut mendongkrak kinerja indeks saham lapis dua.

“Kenaikan luar biasa di saham teknologi bahkan sampai terdapat emiten kecil yang mampu naik kelas menembus jajaran market cap besar,” ujar Anggaraksa.

Saham teknologi yang mengalami kenaikan paling signifikan adalah saham emiten penyedia data center PT DCI Indonesia Tbk. alias DCII. Tak sampai 6 bulan sejak pertama kali melantai di awal Januari lalu, saham DCII telah meroket 13.947 persen.

Pergerakan saham emiten milik Toto Sugiri itu sudah tak terbendung sejak pertama kali diperdagangkan di Bursa. Adapun, masuknya taipan dari Grup Salim, Anthoni Salim, sebagai pemegang saham semakin mendorong pergerakan saham DCII.

Kemudian ada saham grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) yang juga membukukan kinerja ratusan persen, yakni 653,52 persen secara year to date menjadi Rp5.350 per saham.

Sementara itu, dari sektor telekomunikasi saham yang sudah memiliki nama seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), dan PT Smartfren Tbk. juga mencatat kinerja saham yang gemilang.

Saham FREN terpantau naik 95,52 persen secara ytd. Kemudian TBIG naik 95,05 persen secara ytd, sedangkan TOWR 29,69 persen secara ytd.

Anggaraksa menilai kenaikan saham-saham lapis kedua dan ketiga cukup berkaitan erat dengan adanya sentimen positif yang mendukung. Pun, dia memprediksi penguatan ini masih langgeng selama sentimen positif masih terjaga

Dari jajaran saham-saham small medium caps tersebut, dia merekomendasikan TOWR (TP: 1.550), EXCL (TP: 3.150), dan MIKA (TP: 3.250).

Di sisi lain, dia melihat ada peluang saham-saham big caps akan mampu memperkecil jarak dengan saham-saham SMC terutama di kuartal IV/2021 seiring aksi beli yang biasanya dilakukan investor institusi jelang tutup buku.

“Akhir tahun umumnya terjadi aksi pembelian dari investor institusi, dimana yang menjadi incaran adalah saham-saham penggerak indeks atau big caps,” pungkas Anggaraksa.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper