Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten tambang logam mulia PT Archi Indonesia Tbk. memangkas jumlah saham yang dilepas dalam aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan hari ini, Senin (21/6/2021), calon emiten dari Grup Rajawali ini mengumumkan saham yang akan ditawarkan dalam IPO menjadi 3,72 miliar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Jumlah tersebut lebih rendah dari pengumuman sebelumnya yang mana Archi Indonesia berencana melepas sebanyak-banyaknya 4,97 miliar saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dari 3,72 miliar saham yang akan dilepas itu, sebanyak 1,24 miliar saham baru merupakan saham biasa atas nama. Sedangkan 2,48 miliar saham merupakan saham milik PT Rajawali Corpora sebelum IPO.
Harga pelaksanaan ditetapkan Rp750, sehingga perseroan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp2,79 triliun.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek Archi Indonesia adalah PT BNI Sekuritas, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Baca Juga
Adapun, dana hasil IPO dari hasil penjualan saham lama (divestasi) PT Rajawali Corpora selaku pemegang saham pengendali tidak akan diterima oleh perseroan dalam aksi korporasi ini.
Sedangkan dana yang didapatkan dari penerbitan saham baru akan digunakan 95 persen untuk membayar pokok utang bank dan sisanya untuk pembiayaan kegiatan operasional dan/atau modal kerja.
Saham PT Archi Indonesia Tbk. akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 28 Juni 2021. Masa penawaran umum perdana akan berlangsung pada 22-24 Juni 2021.
Tanggal penjatahan, distribusi saham secara elektronik, dan pengembalian uang pemesanan ditetapkan pada 25 Juni 2021.