Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Permintaan dan Pembicaraan Iran Dorong WTI Tembus Level US$71 per Barel

Harga minyak mentah patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), terpantau menguat 0,32 poin atau 0,45 persen ke level US$71,23 per barel pada pukul 10.19 WIB.
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah WTI naik di atas US$71 per barel pada Senin (14/6/2021) karena peluncuran vaksin virus corona mendukung prospek permintaan yang lebih baik di AS dan Eropa.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), terpantau menguat 0,32 poin atau 0,45 persen ke level US$71,23 per barel pada pukul 10.19 WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent terpantau menguat 0,45 persen atau 0,33 persen ke level US$73,02 per barel.

Menurut survei CBS News, warga AS kini menjadi semakin berani bertemu teman, kembali ke tempat kerja, dan menghadiri acara berskala besar, ketika pelancong udara harian AS mencapai dua juta untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.

WTI berada di jalur untuk kenaikan kuartalan kelima, yang akan menjadi laju kenaikan terbaik sejak 2010, karena konsumsi meningkat. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+, memutuskan secara bertahap mengurangi pembatasan pasokan.

International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan minyak global akan pulih ke level pra-pandemi akhir tahun depan. Untuk itu, IEA mendesak OPEC dan mitranya untuk menjaga keseimbangan pasar dengan memanfaatkan kapasitas produksi cadangan mereka yang berlimpah.

Founder Vanda Insights Vandana Hari mengatakan minyak mentah telah mencerna banyak tambahan sentimen bullish selama seminggu terakhir, dengan AS dan Eropa mulai membuka kembali perekonomiannya.

“”arga bisa bergerak lebih tinggi selama beberapa pekan mendatang tetapi pada kecepatan yang lebih bertahap, karena pasar menunggu momentum baru,” kata Hari, dikutip Bloomberg.

Pelaku pasar juga menantikan pembicaraan di Wina minggu ini antara Iran dan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, yang berpotensi dicabutnya sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah negara itu.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi meragukan kemungkinan pencabutan sanksi tersebut sebelum warga memilih presiden baru pada 18 Juni. Ebrahim Raisi, ulama garis keras yang secara luas diperkirakan akan menggantikan Presiden Hassan Rouhani, mengatakan bahwa dia akan melanjutkan negosiasi jika terpilih. , tapi dia tidak akan memperlakukan mereka sebagai masalah nasional utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper