Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk., akan menggenjot penjualan ke China seiring dengan peningkatan permintaan dari Negeri Tirai Bambu itu.
Direktur sekaligus Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan bahwa permintaan China saat ini tengah naik cukup kuat sehingga dapat menjadi momentum bagi perseroan untuk mendorong penjualan ke pasar itu.
“Kami mengejar bisnis dari pasar tradisional kami, China penting bagi kami dan kami akan berusaha memaksimalkan produksi sejauh yang kami bisa,” ujar Srivastava kepada Bisnis, Jumat (11/6/2021).
Untuk diketahui, emiten grup Bakrie bersandi BUMI itu mematok volume produksi 2021 sebesar 85-90 juta ton, lebih tinggi daripada estimasi realisasi produksi 2020 sebesar 82 juta ton.
Adapun, volume produksi 2021 BUMI itu juga merupakan volume tertinggi perseroan.
Di sisi lain, upaya memaksimalkan penjualan ke China itu sejalan dengan tren kenaikan harga batu bara global sehingga semakin mendorong potensi perseroan mencetak pertumbuhan kinerja.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (10/6/2021) harga batu bara Newcastle kontrak teraktif di bursa ICE naik 1,85 persen ke level US$126 per ton, level tertinggi batu bara sejak 2011.Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara global naik 54,74 persen.
Srivastava menjelaskan bahwa kurva harga ke depan menunjukkan bahwa harga batubara kemungkinan akan tetap pada level yang jauh melebihi US$100 untuk sisa tahun ini.