Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volatilitas Rendah, Dolar Naik Sedikit Karena Investor Tunggu Sinyal Inflasi

Pasar mata uang bergerak naik turun di antara harga tertinggi dan terendah berarti sebuah penurunan volatilitas.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan volatilitas pasar mencapai level terendah dalam lebih dari setahun. Hal ini antara lain karena investor menunggu sinyal yang lebih jelas tentang tingkat inflasi dan kebijakan bank sentral di seluruh dunia.

Dengan pembaruan inflasi yang diharapkan dari China, Eropa dan Amerika Serikat pada minggu ini dan pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (10/6/2021) diikuti oleh pertemuan Federal Reserve AS minggu depan, investor mata uang tampaknya gagal membuat kemajuan, sementara indeks S&P 500 sedikit turun.

Pasar mata uang bergerak naik turun di antara harga tertinggi dan terendah berarti sebuah penurunan volatilitas. Indeks Volatilitas Mata Uang Deutsche Bank mencapai level terendah sejak Februari 2020.

“Semua mata uang utama mengalami reaksi yang tidak jelas saat ini saat mereka menunggu,” kata JB Mackenzie, direktur pelaksana berjangka dan valas di TD Ameritrade, dikutip dari Reuters.

“Kami menunggu angka inflasi untuk melihat bagaimana ekonomi berjalan. Apakah mereka sangat panas dan, jika demikian, apakah itu berarti akan ada reaksi dari bank sentral secara global?”

Pedagang pada Selasa (8/6/2021) mengirim imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang ke level terendah dalam lebih dari sebulan setelah sebuah laporan menunjukkan pemilik usaha kecil kurang percaya diri, dan mempersempit spread bagian kurva imbal hasil yang diawasi ketat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,14 persen pada 90,0731. Sementara euro turun 0,09 persen terhadap greenback menjadi US$1,2179.

Pound Inggris melemah 0,15 persen menjadi US$1,4155 dan dolar Australia merosot 0,21 persen menjadi US$0,7739, dengan keduanya terjebak dalam kisaran yang terlihat selama beberapa bulan terakhir.

Mata uang kripto lebih fluktuatif pada Selasa (8/6/2021) dengan Bitcoin terakhir turun 3,0 persen pada US$32.544 setelah mencapai terendah sesi di US$31.025 - juga level terendah sejak 19 Mei. Ether turun 7,0 persen pada 2.464,47 dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara, Reuters,
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper