Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Saham Grup Sinar Mas Terperangkap di Zona Merah, Saham Apa yang Paling Menarik?

Dari 11 emiten yang terafiliasi dengan grup Sinar Mas, sebanyak 6 saham bergerak di zona merah sepanjang tahun berjalan 2021.
 Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas
Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas saham emiten yang berada di bawah naungan grup Sinar Mas masih terjerat di teritori negatif sepanjang tahun berjalan 2021.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, dari 11 emiten yang terafiliasi dengan grup Sinar Mas, sebanyak 6 saham bergerak di zona merah sepanjang tahun berjalan 2021.

Koreksi saham grup konglomerasi mendiang Eka Tjipta Widjaja itu dipimpin oleh saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang turun 32,08 persen.

Kemudian, disusul oleh saham produsen kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) turun 18,5 persen, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) koreksi 9,52 persen, dan saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) turun 9,39 persen.

Namun, sebanyak 5 saham grup Sinar Mas lainnya berhasil menguat. Kenaikan dipimpin oleh PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) naik 56,58 persen, disusul saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) naik 24,29 persen, dan saham PT Sinar Mas Agro Resources and Tech Tbk. (SMAR) menguat 18,69 persen.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa sebagian besar saham grup Sinar Mas belum menjadi pusat perhatian pelaku pasar meskipun sejumlah emiten berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang ciamik.

Hanya beberapa sektor saham grup Sinar Mas yang kerap menjadi pilihan utama investor untuk dicermati, yaitu properti dan produsen kertas.

“Kalau di grup Sinar Mas, persepsi pelaku pasar lebih banyak tertuju di sektor properti dan perusahaan pabrik kertas, yang memang grup Sinar Mas menjadi salah satu pemain besar,” ujar Reza kepada Bisnis, Rabu (2/6/2021).

Dia menjelaskan untuk di sektor properti, saham-saham grup Sinar Mas seperti BSDE, DUTI, dan DMAS dapat terkerek naik oleh sentimen prospek pemulihan daya beli konsumen dan relaksasi pajak seperti Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Sementara itu, Reza menilai saham produsen kertas Sinar Mas seperti TKIM dan INKP cukup prospektif di tengah maraknya pesan-antar makanan sebagai upaya menghindari penyebaran Covid-19.

Dia menjelaskan bahwa jika kedua emiten itu berhasil menangkap peluang dari prospek kenaikan permintaan produk kemasan terbuat dari kertas untuk restoran pesan-antar, maka kinerja kedua emiten itu berpotensi semakin moncer.

Di antara saham-saham grup Sinar Mas itu, Reza merekomendasikan BSDE, DMAS, INKP, dan TKIM untuk dicermati investor.

Di sisi lain, Korean Investment & Sekuritas Indonesia dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg menaikkan estimasi pendapatan pra-penjualan perseroan naik 4 persen dari estimasi sebelumnya seiring dengan perolehan pra penjualan pada kuartal I/2021 yang naik. 

Dengan asumsi kenaikan itu, estimasi pendapatan BSDE pada 2021 pun diprediksi naik 5 persen.

“Oleh karena itu, kami memilih BSDE sebagai salah satu saham top picks di sektor properti dan mempertahankan beli dengan target harga baru di Rp1.500 per saham,” tulis analis Korean Investment & Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya dan Jacquelin Hamdani dikutip dari risetnya, Rabu (2/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper